Pengakuan Anak Tukinem Kenapa Tega Mencekoki Ibunya dengan Air Hingga Tewas
Ketiganya dijerat dengan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Rini Astuti menangis sesenggukan, saat ditanya seputar penyebab kematian ibunya, Tukinem (51), warga Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan.
Rini mengaku semua di luar kesadarannya.
Rini adalah satu dari tujuh tersangka penyebab tewasnya Tukinem.
Selain Rini, tersangka lainnya adalah Jayadi Budi (menantu korban), dan Jemitun (adik kandung).
Ketiganya dijerat dengan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Empat tersangka lainnya adalah Suyono (adik ipar), Katenun (adik ipar), Apriliani (keponakan) dan Andris Prasetyo (keponakan).
Baca: Ritual Mengusir Roh Jahat di Tubuh Tukinem Berakhir Tragis, Ini Alasan Mengapa Keluarga Melakukannya
Keempatnya dijerat pasal 170 (1) KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Menurut Rini sebelumnya dilakukan ritual ucapan syukur, karena adiknya sembuh dari sakit.
"Sebenarnya ritual biasa, seperti makan nasi kuning," ujar Rini, saat di Mapolres Trenggalek, Selasa (6/3/2018).
Pengakuan pihak keluarga, adik Rini mengalami gangguan jiwa.
Namun para tetangga sebenarnya adik Rini hanya mengalami autisme.
Rini meyakini, lewat ritual ini penyakit adiknya disembuhkan.
Ritual penyembuhan juga dilakukan kepada Tukinem yang mengeluh sakit perut dan dada.