Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jauh dari Kesan Sangar, Penjahat Ini Justru Berpenampilan Begini saat Beraksi

Roby mengaku paling sering kerja sebagai pembobol rumah dibandingkan dengan begal atau jambret karena risikonya kecil

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jauh dari Kesan Sangar, Penjahat Ini Justru Berpenampilan Begini saat Beraksi
youtube
Ilustrasi pelaku begal 

Setelah dirampas, Boby lalu pergi seketika membonceng seorang rekannya menggunakan sepeda motor.

Boby tahu betul pekerjaan itu berisiko terhadap nyawanya. Tetapi, hal itu terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.

Sejauh ini, keluarga dan saudara tidak pernah tahu pekerjaan yang dilakukannya.

Jika aksi pembobolan maupun kriminalitas mencuat ramai di Kota Semarang, ia terpaksa pindah ke kota lain atau sementara berhenti bekerja.

Sebagai gantinya, Boby bekerja sebagai buruh bangunan. "Jadi buruh bangunan sebagai sampingan," tukasnya.

Spontan

Adapun, pelaku kejahatan jalanan biasanya bersifat spontan. Mereka tidak memantau calon korban dalam waktu yang lama. Sekali melihat ada peluang langsung eksekusi.

Berita Rekomendasi

Hal itu menjadi prinsip Amir Sarifudin (39), seorang pelaku kejahatan jalanan yang kini mendekam di tahanan Polrestabes Semarang. Pria asal Lampung itu masih terlihat pincang saat berjalan.

Maklum saja, dua minggu lalu timah panas menghujam kaki kirinya saat diringkus polisi di sebuah hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang.

Amir merupakan eksekutor perampasan disertai kekerasan dengan modus menyekap korban di dalam mobil, lalu membuangnya di tepi jalan.

Kepada Tribun Jateng, ia mengaku mulai melancarkan aksinya sejak awal 2018. "Awalnya beraksi di Yogyakarta, lalu sempat ke Solo, Klaten, Magelang, Ponorogo, sampai akhirnya di Semarang," tuturnya.

Baca: Antisipasi Bonus Demografi, Pemerintah Fokus Bangun SDM

Dalam beraksi, Amir sudah melanglang buana di berbagai kota. Sasarannya adalah seorang wanita tua yang lemah, mudah panik, dan butuh tumpangan. Setelah masuk ke mobil, ia tidak segan memukuli, hingga seluruh harta benda yang dibawa diserahkan.

Dengan metode demikian, hasil rampasannya tidak banyak. Dari beberapa kali ia merampas, hasilnya hanya Rp 200 ribu-Rp 500 ribu. "Tapi di Semarang beda, sekali beraksi hasilnya lumayan," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas