Mensos Pastikan Kebutuhan Dasar Warga Terdampak Gempa Terpenuhi
Pemerintah memberikan penguatan dan pendampingan penanganan Gempa di Nusa Tenggara Barat.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos), Harry Hikmat mengatakan untuk distribusi sembako dan nasi bungkus dari dapur umum, pihaknya mengerahkan Tagana dan Pendamping PKH.
Hanya, karena mereka juga terdampak gempa dan mengungsi, maka perlu dukungan personel dari wilayah terdekat NTB.
"Tercatat yang telah diberangkatkan oleh Pemprov masing-masing adalah Tagana Jatim sebanyak 20 orang, Tagana Sulsel 10 orang, Tagana Gorontalo 7 orang, dan Tagana Kalsel 5 orang. Mereka akan bergabung dengan tim Kemensos di Posko Induk di Kecamatan Tanjung. Selanjutnya berbagi tugas ke berbagai titik terdampak gempa," kata Dirjen.
Harry menjelaskan Tagana dari berbagai provinsi juga membawa bantuan logistik dan Dapur Umum mobile untuk membantu pemenuhan kebutuhan makanan pengungsi.
"Selain Tagana, Pendamping PKH juga kami libatkan untuk membantu evakuasi, pendistribusian logistik, penyaluran kebutuhan permakanan, maupun pendataan warga terdampak gempa," kata Dirjen.
Koordinator PKH Kabupaten Lombok Utara Raden Zulkarnaen mengatakan setiap Pendamping berinisiatif di kecamatan masing-masing menjadi panitia lokal yang mengkoordinir pendistribusian bantuan makanan dan air minum.
Adapun Zul, saat ini mengelola Posko Dusun Cupek Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung.
Santunan Ahli Waris
Sementara itu dalam kunjungan ke Posko Induk, Mensos yang hadir mendampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, berdialog dengan pengungsi dan memberi penguatan keluarga korban meninggal akibat gempa.
"Kami berdua datang ditugaskan Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita kepada seluruh warga NTB khususnya yang anggota keluarganya meninggal dunia. Untuk itu kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk menyerahkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dan bantuan biaya perawatan untuk korban yang mengalami luka-luka," kata Mensos di bawah tenda Kemensos yang dimanfaatkan warga untuk tinggal sementara.
Sebanyak 98 korban meninggal mendapatkan santunan ahli waris masing-masing sebesar Rp15 juta.
Setiap korban luka mendapat bantuan pengobatan sebesar Rp2,5 juta.
Penyerahan santunan secara simbolis oleh Menko Polhukam dan Mensos kepada para ahli waris berlangsung penuh haru.
Seorang ibu tak kuasa menahan tangis saat Mensos menyalami dan menyampaikan santunan.
"Sabar dan tawakal ya, Ibu. Peristiwa ini tidak kita kehendaki namun ini adalah ketetapan Allah. Ibu dan keluarga tabah ya," ujar Mensos lirih seraya merangkul pundak sang ibu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.