Kebakaran di Kampung Adat Bondo Maroto, Benda Keramat Tidak Terselamatkan
Saat ini 34 kepala keluarga terpaksa membangun tenda darurat sekeliling kampung untuk menetap sementara
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Pos-kupang.com, Petrus Piter
TRIBUNNEWS.COM, SUMBA - Sebanyak 17 rumah adat di Kampung Bondo Maroto di Desa Kelembu Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Selasa (11/9/2018) pukul 00.25 wita terbakar.
Belasan rumah adat yang beratap alang-alang tersebut ludes dilalap si jago merah.
Hanya menyisahkan satu buah rumah kebetulan beratapkan seng. Itupun mengalami rusak berat karena sebagian terbakar pula.
Warga Kampung Bondo Maroto, Desa Kelembu Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat, David Poro, Seingu Lage dan sekretaris Desa Kelembu Kuni, Yulius K.Tenabolo ditemui pos kupang di lokasi kejadian, Selasa (11/9/2018) siang mengatakan, peristiwa kebakaran itu tiba-tiba saja terjadi dan berlangsung cepat menyambar rumah sekeliling akibat tiupan angin kencang. Dugaan sementara akibat kosleting listriik.
Dalam sekejap api sudah membakar runah sekeliling Kampung akibat tiupan angin kencang.
Apalagi letak rumah berhimpitan dan beratap alang-alang yang mudah terbakar.
David menyebutkan, pemilik rumah hanya berupaya lari menyelamatkan diri tanpa berpikkr panjang menyelamatkan isi rumah.
Baca: Imbas Kebakaran Hutan, 3 Gunung di Jawa Tengah Ditutup untuk Pendakian
Karena itu isi rumah baik bahan kebutuhan makan minum, pakaian dan benda keramat kampung tak terselamatkan.
Hal senada juga disampaikan Seingu Lage dan Yulius K.Tenabolo. Keduanya menambahkan, warga tidak bisa berbuat banyak menyelamatkan isi runah karena kobaran api sudah membakar semua rumah dalam kampung. Apalagi suasananya sangat panas.
Warga hanya pasrah saja dan menonton dari jauh karena api sudah membubung tinggi membakar rumah sekeliling kampung.
Tidak ada pula kendaraan pemadam kebakaran atau mobil tangki datang membantu.
Hal itu karena sangat api cepat membakar 17 rumah kampung adat Bondo Maroto akibat tiupan angin kencang ditambah akses masuk sangat susah karena sudah menumpuk kendaraan dan manusia sepanjang jalan menuju kampung.
Ketiganya berharap pemerintah secepat membantu warga terutana terpal, kebutuuan konsunsi dan air bersih.