Dua Tahun Kasus Sengketa Lahan Tak Kunjung Usai, Daeng Sampara Tewas Usai Berduel dengan Pamannya
Jenazah korban sempat dibawa ke Puskesmas Tonrorita untuk dilakukan visum pada pukul 10.30 Wita. Hasil visum menunjukkan leher korban putus.
Editor: Dewi Agustina
"Iya. Pelaku ini adalah om korban. Jadi mereka masih satu rumpun keluarga," kata Aziz kepada Tribun, Senin (11/11/2019).
Lurah Tonrorita, Muh Syarif mengatakan korban merupakan warganya yang tinggal di Lingkungan Batueja.
Antara korban dan pelaku memiliki hubungan kekeluargaan.
Ibunda korban bersepupu dengan istri pelaku.
Syarif menuturkan, korban dengan pelaku telah lama memiliki masalah terkait lahan keluarga.
"Iya diduga sengketa lahan. Karena korban sudah lama punya masalah lahan dengan pelaku," katanya saat dihubungi tribun-timur.com.
Sebelumnya, Daeng Sampara Bin Dading meregang nyawa dengan cara mengenaskan.
Kepalanya terpisah dari badannya.
Pelaku pemenggalan yakni Haji Saju yang merupakan Paman dari korban.
Sebelumnya, dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, kondisi korban tampak sangat mengenaskan.
Foto itu menampilkan korban tergeletak di tanah yang berbatuan.
Lehernya berceceran darah.
Kasubbag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan mengatakan, pelaku telah diamankan petugas.
Pelaku memutuskan menyerahkan diri usai melakukan Pembunuhan sadis dengan cara memenggal leher ponakannya itu.
"Terduga telah menyerahkan diri dan dievakuasi ke Polres Gowa," kata Tambunan kepada Tribun.
Petugas Polres Gowa bersama Polsek Biringbulu langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai pembunuhan sadis tersebut.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kronologi Paman Penggal Kepala Ponakan hingga Terpental 5 Meter, Ini Motif Pembunuhan Sadis di Gowa