Kisah Seorang Ibu Ditandu Melewati Jalan Rusak Sejauh 1,5 Km Pasca Operasi Akibat Pendarahan
Ayang terpaksa ditandu dalam perjalanan pulang pasca-operasi akibat pendarahan.
Editor: Dewi Agustina
"Turun (dari Lebuk Lantang ke Sintang) menggunakan motor. Hampir terlambat dan hampir tak tertolong," kata warga Desa Benua Kencana ini.
Seusai operasi dan diperbolehkan pulang, awalnya Ayang dan keluarganya menggunakan mobil.
Namun, sebelum sampai di tujuan, mobil yang ditumpangi tidak bisa meneruskan perjalanan hingga Dusun Lebuk Lantang, karena jalan rusak, dan licin setelah diguyur hujan.
"Jalan hancur, bang. Setiap kali hujan pasti tidak bisa dilewati menggunakan mobil. Licin, terjal. Makanya berbahaya," kata pria yang akrab disapa Kikok ini.
Khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, warga dan keluarga memutuskan untuk menandu Ayang menggunakan kayu dan dua kain sarung.
Ayang kemudian dimasukkan ke dalam sarung, kemudian dipikul sejauh 1,5 kilometer menapaki jalan berbukit dan licin.
"Ibu Ayang masih terbaring, namun sudah mulai sehat," kata Kikok soal kondisi terkini Ayang.
Waktu Tempuh 3-4 Jam
Jalan sempit, tanah kuning dan berbukit.
Itulah fakta jalan dari Desa Riam Batu menuju Dusun Lebuk Lantang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat (Kalbar), tempat ibu Ayang warga yang ditandu menggunakan sarung.
Baca: KPK Segera Sidangkan Penyuap Bupati Nonaktif Bengkayang Suryadman Gidot
Baca: BREAKING NEWS: Kontainer Jatuh dari Ketinggian 8 Meter Menewaskan Sopir Truk Trailer
Ketika diguyur hujan, ruas jalan tersebut sangat sulit dilalui, sekalipun dengan mobil double gardan.
"Mobil double gardan pun tak sanggup lewat jalan tersebut," kata Paulinus kepada Tribunpontianak.co.id, Senin (2/12/2019).
Cukup sulit menjangkau desa yang letaknya persis di bawah kaki Bukit Saran.
Dari ibu kota Kabupaten Sintang, jaraknya sekitar 77 kilometer.