Kisah Pengukuhan Toto Santoso Jadi Raja Keraton Agung Sejagat yang Digelar di Candi Arjuna Dieng
Riwayat Keraton Agung Sejagat (KAS) berakhir seiring ditangkapnya sang raja dan permaisuri, Toto Santoso dan Fanny.
Editor: Hendra Gunawan
Pasangan yang mengaku sebagai raja dan ratu itu juga pernah mengadakan acara di Tuk Bimalukar Dieng. Ini terungkap dari foto yang beredar luas di media sosial.
Dalam foto itu, tampak Toto dan Dyah duduk bersanding layaknya raja dan ratu di Tuk Bimalukar, Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Di hadapannya, terlihat banyak orang dengan pakaian ala kerajaan duduk di tempat lebih rendah.
Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo tak mengetahui perihal kegiatan itu. Pasalnya, kegiatan di Tuk Bimalukar itu tanpa izin ke Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Ia pun lantas menelusuri kebenaran informasi itu ke stafnya.
Benar saja, kegiatan itu ternyata pernah dilaksanakan di Tuk Bimalukar Dieng tanpa izin ke Pemkab Wonosobo. "Itu tidak izin ke Pemkab," katanya.
Andang mengatakan, komplek sumber mata air yang menjadi hulu Sungai Serayu itu memang diperbolehkan untuk tempat kegiatan masyarakat.
Biasanya, kegiatan di Tuk Bimalukar bernafas budaya semisal ruwatan atau pengambilan mata air suci. Sepanjang kegiatan budaya itu positif dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, pihaknya akan mengizinkan kelompok masyarakat yang mengadakannya. (khoirul muzaki)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul FAKTA BARU : Kesaksian Warga Dieng Saat Ritual Pengukuhan Raja Keraton Agung Sejagat di Suhu Ekstrem
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.