Kondisi Belajar dari Rumah di Sikka, Radio Diletakkan di Atap agar Siswa Tak Ketinggalan Pelajaran
Dua radio bercorak hitam merah diletakkan di atas atap bangunan sekolah yang terbuat dari kayu dan bambu itu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Mayelea tak menutup kemungkinan program belajar lewat radio diperpanjang jika pandemi virus corona masih berlanjut. Langkah ini diperlukan agar anak-anak tak ketinggalan pelajaran.
"Ke depan metode ini akan dipikirkan untuk keberlanjutan program belajar jarak jauh dengan media radio meskipun KBM mulai normal di sekolah," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Di Pedalaman, Radio Diletakkan di Atap Sekolah agar Siswa Tak Ketinggalan Pelajaran
Saran dari Pakar Pendidikan
Pakar pendidikan Prof Arief Rachman mengatakan konektivitas internet di daerah terluar masih sangat terbatas untuk menjalani pembelajaran jarak jauh.
Beberapa wilayah di Indonesia telah menggelar pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19 atau virus corona ini.
Baca: Juknis BOS Kemendikbud Dinilai Sangat Membantu di Tengah Pandemi Covid-19
"Iya internet ini kan memang terbatas. Bayangkan kalau sekolahnya atau muridnya ada di pulau terpencil," ujar Arief dalam diskusi virtual, Jumat (8/5/2020).
Arief mengatakan pembelajaran jarak jauh memang wajib dilakukan untuk wilayah yang telah terjangkit virus corona.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan koneksi internet.
Namun untuk wilayah yang masih jauh dari terjangkiti virus corona, menurut Arief dapat melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa.
"Saya yakin kegiatan pendidikan ini untuk daerah yang akhirnya terbatas tidak bisa tatap muka, dia harus melakukan kegiatan internet. Tapi bagi sekolah yang masih jauh dari Covid-19, saya kira bisa meneruskan saja pendidkannya seperti biasa," tutur Arief.
Selain itu, menurut Arief, proses pembelajaran juga dapat dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya di rumah.
Pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan materi dari buku paket.