179 Orang Jadi Korban Penipuan Arisan Online di Denpasar, Kerugian Ditaksir Rp 8 Miliar
Total anggota arisan yang terdata yang diduga menjadi korban sebanyak 179 orang dan diperkirakan para korban jumlah kerugiannya mencapai Rp 8 miliar
Editor: Eko Sutriyanto
Sebulan berselang setelah membuat pernyataan, IYK kembali mengirim broadcast massage menyatakan ada keperluan keluarga di Jembrana.
"Setelah itu member kehilangan jejaknya dan dihubungi juga tidak merespon," tutur Anastasia.
Lebih lanjut dikatakan Agus Sujoko, menurutnya modus IYK merekrut member atau anggota arisan, yakni dengan cara membuka kloter.
Uniknya, arisan yang diadakan tidak seperti arisan konvensional lainnya.
Setor uang terus dikocok.
Dalam arisan online ini member menyetor uang dengan cara transfer.
Arisan pun tidak dikocok. Uang arisan keluar sesuai nomor urut.
Siapa yang mendapat nomor urut teratas dia akan mendapat uang terlebih dahulu dengan nominal besar.
Baca: Siswa Ini Nangkring di Atas Pohon Seharian, Cari Sinyal demi Selesaikan Ujian Online
Nomor urut semakin ke bawah, uang yang didapat semakin kecil.
"Makanya, semua berebut menjadi nomor urut atas. Yang berhak menentukan nomor urut atas itu IYK," terangnya.
Celakanya, kata Agus Sujoko, banyak nama yang ikut arisan diduga fiktif, terutama nama-nama yang ada di urutan atas.
Para member kepincut ikut arisan karena penyelenggara memiliki peraturannya jelas.
Misalnya pembayaran harus tepat waktu, jika telat dikenakan denda.
Diawal arisan IYK juga meminta surat perjanjian diteken kedua belah pihak, yang menyatakan sebagai owner apabila tidak memenuhi kewajibannya bisa dilaporkan ke polisi.
"Tapi tidak semua member memiliki salinan surat pernyataan. Saya beruntung karena meminta surat rangkap," timpal Anastasia.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Anastasia dkk Merasa Ditipu Arisan Online, Diduga Kerugian Mencapai Rp 8 Miliar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.