Pesan Mengharukan Dr Deny Dwi Yuniarto Sebelum Gugur, Ayah Bundanya Juga Wafat Karena Covid-19
Seorang dokter di Madura, Jawa Timur meninggal dunia setelah kedua orang tuanya juga meninggal
Editor: Hendra Gunawan
Dalam mengurangi tingkat risiko penularan, Sutrisno berharap di masa transisi new normal, ia berharap semua pihak di lapisan masyarakat menjadi pioner untuk mengajarkan gaya hidup bersih.
"Artinya apapun konsepnya selama orang masih tidak patuh protokol ya tetap virus akan tetap berpindah. Jadi sekarang protokol itu sudah saatnya bergeser misalnya di tingkat RT/RW, Kecamatan, pemilik pabrik, mal, sekolah, pesantren harus jadi pioner untuk mengawasi agar setiap anggotanya disiplin menjalankan protokol yang ditetapkan," tutupnya.
Dokter Dibyo Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bangkalan Dr Dibyo Hariyanto (53) menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (14/6/2020) sore.
Tata cara pemakaman dilakukan melalui protokol Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Keputih Surabaya.
Ketua Satgas Covid-19 RSUD Syamrabu Bangkalan dr Catur Budi mengungkapkan, dr Dibyo merupakan pasien jantung yang masuk IGD RSUD Syamrabu pada Sabtu (13/6/2020) pagi
"Sabtu sore saya periksa, gambarannya kok pneumonia di (paru) kanan-kirinya. Kami langsung swab," ungkap dokter spesialis paru ini kepada Surya, Senin (15/6/2020).
Ia menjelaskan, keesokan harinya, Minggu (14/6/2020) almarhum tengah dipersiapkan untuk diberangkatkan ke Surabaya.
"Sudah mau diberangkatkan untuk dirujuk karena butuh ventilator. Tapi oksigen nya tambah menurun," jelas dr Catur.
Ia menerangkan, almarhum dr Dibyo Hariyanto merupakan dokter umum yang selama ini membuka praktek pribadi di Kecamatan Blega.
"Agak rawan memang, kadang pasien kita tidak terus terang. Atau APD dokternya tidak lengkap. Sehingga bisa saja tertular pasien," pungkasnya.
Ketua IDI Bangkalan dr Farhat Suryaningrat mengungkapkan, tindakan rapid tes terhadap almarhum menunjukkan hasil non reaktif.
"Perkembangan pneumonia Covid pada paru-paru beliau sangat cepat, mengarah ke Covid. Non reaktif karena karena ada kencing manis," ungkapnya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin itu menyatakan, meninggalnya dr Dibyo merupakan realitas yang dihadapi para petugas medis di tengah wabah Covid-19.