Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Semangat Saling Bantu KBA Solo: Bangkit dari Pandemi, Berjuang Demi Lestarikan Wayang Kulit

Kisah KBA Solo Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kabupaten Klaten bangkit dari pandemi Covid-19 dan kini memiliki misi melestarikan wayang kulit.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Semangat Saling Bantu KBA Solo: Bangkit dari Pandemi, Berjuang Demi Lestarikan Wayang Kulit
Kolase Tribunnews.com/Sri Juliati
Suasana di Pendopo Omah Wayang KBA Solo Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dukuh Butuh dinobatkan menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) dengan nama KBA Solo pada 11 Agustus 2018. 

"Alhamdulillah selama pandemi, dapat bantuan dari pemerintah jadi bisa buat modal usaha," ucap Joko.

Awan kelabu di kehidupan Joko pun perlahan sirna seiring dengan situasi pandemi yang mulai membaik dan pemerintah melakukan sejumlah pelonggaran.

Meski masih dalam jumlah terbatas, pesanan membuat wayang kulit kembali datang.

Joko pun mulai bangkit dan kembali melakukan pekerjaan yang dilakoninya sejak kelas 6 SD tersebut.

"Sejak akhir tahun lalu, saya mulai menatah lagi karena ada pesanan, meski belum seramai dulu," ujarnya.

Semangat Saling Bantu

Tak hanya Joko, sejumlah warga Dukuh Butuh yang berprofesi sebagai perajin wayang kulit pun ikut bangkit dan bergeliat.

BERITA TERKAIT

Satu set alat tatah yang sempat disimpan, kini ditata lagi. Pandukan yang sempat berdebu, sekarang kembali dipakai.

Kembali menggeliatnya aktivitas pembuatan wayang kulit ini sebenarnya tak lepas dari semangat saling bantu dari warga.

Sejumlah perajin yang kewalahan menyelesaikan pesanan wayang kulit karena kebanjiran order, tak sungkan meminta bantuan perajin lain untuk ikut menggarap.

Selain pesanan wayang kulit bisa lebih cepat selesai, cara ini juga menjadi aksi saling berbagai rezeki dengan perajin lain di tengah keterbatasan akibat pandemi.

Hal ini disampaikan tokoh penggerak sekaligus Ketua Kampung Berseri Astra (KBA) Solo Dukuh Butuh, Mamik Raharjo.

"Semisal ada perajin yang terima banyak pesanan, biasanya akan saling contact untuk ikut bantu," kata Mamik.

Bahkan, lanjut Mamik, ada banyak tangan yang terlibat dalam satu lembar karya wayang kulit gagrak (gaya) Surakarta buatan perajin Dukuh Butuh.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas