Malam-malam 6 Driver Ojol di Surabaya Jadi Korban Orderan Fiktif, Titik Antar Sekitaran Puskesmas
Bukannya untung malah buntung, 6 driver ojek online (ojol) di Surabaya jadi korban oderan fiktif makanan hingga ratusan ribu.
Editor: Theresia Felisiani
Ciri-ciri orderan palsu, nama akun pemesan tidak jelas, makanan yang dipesan banyak, namun dibayar secara tunai alias baru dibayar ketika tiba di alamat yang dituju.
Inilah yang membuat driver menjadi rugi karena harus terlebih dahulu menalangi pembayaran makanan di penjualnya.
"Sebaliknya kalau driver menolak pesanan maka harus siap mendapat resiko nilai performa turun dari aplikator. Kalau sudah gitu, susah dapat orderan," terang David.
Baca juga: Seorang Salesman Gelapkan Uang Perusahaan Roti Rp 190 Juta, Modus Pelaku Buat Orderan Fiktif
Menurut David, seharusnya para aplikator mulai menerapkan sistem pendaftaran ketat untuk konsumen seperti driver saat melamar menjadi mitra. Seperti halnya menginput foto serta data-data konsumen. Sehingga apabila ada konsumen yang jahil terhadap driver, bisa langsung dilacak.
"Aplikator itu ibaratnya membuat pertandingan, sesama driver disuruh bersaing mencari orderan. Tetapi sebaiknya jangan hanya menjadi panitia saja, yang lebih tepat juga harus menjadi wasit. Apabila ada salah satu pihak yang melanggar, maka langsung disemprit," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Dalam Semalam 6 Driver Ojol Termakan Order Fiktif di Surabaya, Ini Modus Yang Patut Diwaspadai,