Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Semangat Bidan Dini, Atasi Masalah Kesehatan Ibu-Anak di Desa Terpencil, Pendekatan jadi Kunci

Tujuh tahun menjadi bidan di sebuah desa terpencil di NTT, Theresia Dwiaudina sukses mengatasi masalah kesehatan ibu-anak, termasuk stunting.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Semangat Bidan Dini, Atasi Masalah Kesehatan Ibu-Anak di Desa Terpencil, Pendekatan jadi Kunci
Instagram/dwiaudn_
Theresia Dwiaudina atau Bidan Dini saat melakukan imunisasi pada bayi di Desa Uzuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT. Tujuh tahun menjadi bidan di sebuah desa terpencil di NTT, Dini sukses mengatasi masalah kesehatan ibu-anak, termasuk stunting. Dini adalah peraih SATU Indonesia Award 2023 bidang kesehatan dari PT Astra International Tbk. 

Sudah tujuh tahun ini, Dini yang kini berusia 28 tahun menjadi pelayan kesehatan bagi masyarakat Desa Uzuzozo. 

Kehadirannya ke desa tersebut rupanya hasil inisiatif dari sang kepala desa yang kala itu dijabat Damianus Nangge.

Damianus menawarkan agar Dini mau berkarya menjadi bidan desa pertama di Uzuzozo. 

Selama ini, desa berpenduduk 366 jiwa itu belum memiliki tenaga kesehatan karena tak pernah ada orang yang mau mengabdi di sana.

Tak butuh waktu lama bagi lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Surabaya jurusan D3 Kebidanan itu untuk mengiyakan tawaran tersebut.

Yang ada di pikirannya saat itu, ia perlu mencari pengalaman sebagai seorang lulusan baru. Selain itu, lokasi Desa Uzuzozo tak jauh dari kampung halamannya di Desa Kekandere karena masih satu kecamatan.

"Sebagai anak kampung sana lah ya sekaligus cari pengalaman, jadi saya menerima tawaran bapak kepala desa," ujar Dini.

Berita Rekomendasi

Seekor anjing pun diberikan kepadanya sebagai tanda jadi sekaligus pengikat atas kesepakatan tersebut.

"Pertama kali digaji seekor anjing untuk DP biar betah di desa," kata Dini.

Setibanya di Desa Uzuzozo, Dini yang berstatus sebagai tenaga kesehatan honorer menemui sejumlah masalah kesehatan ibu dan anak yang mendesak untuk segera diselesaikan.

Ia mengungkapkan, banyak ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan.

"Karena puskesmas sangat jauh, butuh waktu dan biaya untuk ke sana," kisahnya. 

Belum lagi adanya kepercayaan masyarakat yang sebaiknya tidak memberitahukan kabar kehamilan pada banyak orang. Cukup suami dan istri saja yang tahu.

"Rasanya sulit sekali menemukan ibu hamil yang mau mengaku bahwa dirinya hamil," tambah Dini.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas