Update Pasca Erupsi Gunung Lewotobi: Rumah Diterjang Material Panas hingga Perkampungan 'Memutih'
Beruntung batu yang disebut warga berwarna merah menyala saat awal kejadian itu tidak menghantam rumah penduduk.
Penulis: Dewi Agustina
Rektor Universitas Nusa Nipa, Dr.Jonas KGD Gobang dalam videonya kepada TRIBUNFLORES.COM di Maumere menggambarkan jalan ke lokasi pengungsian masih penuh abu.
Abu vulkanik, kata Rektor Jonas, masih menutup jalan trans Flores dari Maumere-Larantuka.
"Kami harus melaju dengan kecepatan sedang karena debunya sangat tebal. Semua kendaraan baik roda dua, empat dan enam yang melintas semua penuh abu vulkanik," paparnya.
Ia mengimbau pengguna jalan harus tetap waspada jika melintas menuju ke Larantuka karena lokasi bencana berada di pinggir jalan trans Flores.
Jumlah Pengungsi Bertambah
Jumlah warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur yang mengungsi ke Kabupaten Sikka terus meningkat.
Warga mengungsi di dua kecamatan yaitu Kecamatan Talibura dan Kecamatan Kewapante.
Informasi dari bidang sosial budaya Kabupaten Sikka, sejak Senin (4/11/2024) pukul 15.00 hingga 19.40 Wita telah dilaksanakan pendataan masyarakat pengungsi di Kecamatan Talibura dan Kecamatan Kewapante.
Jumlah pengungsi untuk sementara di 3 desa wilayah Kec. Talibura, dan Kec. Kewapante Kab. Sikka Jumlah 372 KK (1280 Jiwa).
Diperkirakan pengungsi masih akan terus bertambah.
Berdasarkan data tersebut, terdapat 2 posko pengungsian di Kecamatan Talibura yang berada di SD Katolik Hikong Desa Hikong dan aula paroki gereja Kringa Desa Kringa.
Para pengungsi yang berada di posko SDK Hikong berjumlah 177 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 469 orang dewasa, 73 lansia (lanjut usia), 48 anak-anak, dan 6 ibu hamil.Sedangkan, posko pengungsian aula paroki gereja Kringa berjumlah 195 KK yang terdiri dari 529 orang dewasa,41 lansia, 33 anak-anak, 5 ibu hamil, dan 2 disabilitas.
Sementara di Kecamatan Kewapante, terdapat 1 posko pengungsian yang berlokasi di Biara St. Gabriel di Desa Namangkewa. Terdapat 75 Jiwa yang terdiri dari 15 Suster, 15 calon suster, 10 karyawan, dan 32 penghuni asrama Sanctissima Hokeng.
Bantuan yang mulai berdatangan dari relawan masyarakat Kab. Sikka dan Pemerintah setempat sudah tiba di lokasi Pengungsian salah satunya seperti mi instan, telur, air minum, masker, obat-obatan dan juga alas tidur.
10 Korban Tewas
Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Senin (4/11/2024) pukul 00.30 Wita setelah mengalami kenaikan aktivitas vulkanik sejak Rabu (23/10/2024).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi kemudian meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III siaga menjadi level IV awas.
Kepala PVMBG Prihatin Hadi Wijaya mengatakan, Gunung Lewotobi Laki-laki telah mengalami gempa letusan sebanyak 43 kali, 28 kali gempa embusan, 94 kali gempa harmonik, tujuh kali low frequency, 133 kali gempa vulkanik dangkal, 26 kali gempa tektonik lokal, 68 kali gempa tektonik jauh, dan tiga kali getaran banjir.
"Pada periode sebelumnya, rata-rata tinggi kolom erupsi adalah 100-1.000 meter, saat ini rata-rata tinggi kolom erupsi setinggi 500-1.000 meter," ujar Hadi, Senin.
Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Fredy Moat Aeng menyebut jumlah korban akibat Gunung Lewotobi Laki-laki meletus ada 10 orang.
Hingga Senin (4/11/2024) pagi, jumlah korban meninggal dunia menjadi 10 orang dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak sepuluh orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Fredy Moat Aeng, Senin pagi.
Korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki meninggal karena mereka tertimpa batu berukuran besar dari puncak gunung dan menembus atap rumah warga.
Identitas 9 Korban Tewas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut hingga Senin (4/11/2024) pukul 11.51 Wita, 10 warga meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dari jumlah korban tersebut, sembilan jenazah korban berhasil dievakuasi petugas SAR.
Sementara satu jenazah lagi masih berada di reruntuhan.
Berdasarkan data BPBD, sembilan dari 10 korban tewas merupakan warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Enam di antaranya merupakan satu keluarga.
Mereka tewas akibat tertimbun runtuhan material rumah serta batu, kerikil dan pasir yang terlontar dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Untuk warga Klatanlo, korbannya ada 9 orang, termasuk dengan suster (biarawati)," kata Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang.
Korban meninggal dunia terdiri dari lima laki-laki dan empat perempuan. Seorang di antaranya masih anak-anak.
Berikut ini nama-nama korban meninggal dunia yang diterima POS-KUPANG.COM dari Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang:
- Kanisius Laga Lajar
- Agustina Luo Luon
- Paskalis Goe Lajar
- Andreas Baha Lajar
- Theresia Toja
- Yohanes Baha Buto Lajar
- Yois Witin
- Yosepina Wole Kedang
- Sr. Nikolin, SSpS
Sumber: (TRIBUNFLORES.COM/Aris Ninu/Ernestina Jesica Toji)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Pemukiman Warga di Hokeng Flores Timur NTT Ditutupi Abu Vulkanik