Pemanfaatan teknologi ini pun telah ditunjukkan melalui penggunaan Terminal Operating System (TOS).
Kendati demikian, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer saat ini masih cenderung sulit dan terkesan lama.
Hal itu karena pemilik barang harus menelepon satu per satu pemilik truk yang tersedia.
Terlebih, saat kontainer telah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi terkini truk tersebut.
Direktur PT Adhika Maju Mandiri, Yosua Suryadhika mengakui bahwa industri logistik dan pelabuhan di Indonesia merupakan sektor bisnis yang memiliki banyak potensi, namun pada saat yang sama tampak 'begitu kompleks'.
Kerumitan yang ia rasakan itu beberapa diantaranya adalah terkait proses pengiriman barang yang cenderung sulit, lama dan tidak transparan.
"Saya sebagai pelaku logistik khususnya ekspor dan impor barang, merasakan betul proses yang rumit dalam pengiriman kontainer. Pengurusan gate pass juga memerlukan effort, di mana masih harus membuka beberapa sistem billing Terminal Peti Kemas (TPK) yang berbeda, dan kalau ada masalah dokumen, masih harus datang ke TPK," kata Yosua.
Baca juga: JICT Bangun Sistem Booking Trucking Saat Masuk Pelabuhan
Namun melalui Logee Port, kendala yang selama ini dihadapi pun dapat diatasi.
"Setelah menggunakan Logee Port sejak Agustus 2021, permasalahan ini bisa teratasi dan pengurusan gate pass serta pengiriman barang jadi lebih mudah dan cepat," jelas Yosua.
Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic, Natal Iman Ginting, mengakui bahwa terintegrasinya Logee Port dengan terminal besar di Tanjung Priok dan JICT menjadi akselerasi terciptanya ekosistem digital di sektor pelabuhan dan logistik.
"Integrasi ekosistem logistik sangat penting untuk mencapai efisiensi di rantai pasok logistik itu sendiri," kata Natal.