Gusrizal pun memastikan stok pupuk bersubsidi secara nasional sudah memenuhi kebutuhan.
Hal ini terlihat dari posisi stok nasional yang sebesar 613.138 ton per tanggal 8 Februari 2023 atau stok tersebut setara dengan 162 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah yaitu sebesar 377.344 ton.
Stok pupuk subsidi tersebut terdiri dari pupuk urea sebesar 309.869 ton dan NPK sebesar 303.269. Menurut dia total tersebut sudah cukup memenuhi kebutuhan petani selama 4 pekan ke depan atau satu bulan.
“Jadi, stok pupuk subsidi secara nasional itu aman, sudah terpenuhi sesuai alokasi yang ditetapkan Pemerintah," paparnya.
Petani keluhkan kelangkaan pupuk subsidi
Diberitakan sebelumnya, para petani di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengeluh kelangkaan pupuk subsidi jenis urea yang telah terjadi sejak November 2022.
Para petani di Pamekasan resah karena tanaman padi mereka menguning karena kekurangan pupuk. Belum lagi masalah kekurangan air akibat cuaca yang tak menentu.
Kelangkaan pupuk berdampak terhadap kenaikan harga. Pupuk subsidi jenis urea ukuran 50 kilogram bisa dijual Rp 185.000 hingga Rp 200.000.
Padahal, mengacu pada ketentuan harga eceran tertinggi dari pemerintah, harga pupuk urea ukurang 50 kilogram maksimal Rp 112.000.
“Saya tidak cukup uang untuk membeli urea Rp 200.000. Pemupukan menggunakan pupuk organik saja,” kata Farimo saat dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023).
Pemupukan dengan cara organik tidak mampu merangsang pertumbuhan tanaman padi dengan cepat. Akibat kekurangan pupuk, tanaman padi petani banyak yang menguning.
“Padi petani sekarang ini terancam rusak karena kekurangan pupuk,” imbuh Farimo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Pupuk Subisidi Disebut Langka, Pupuk Indonesia: Stok Kita Cukup Sebenarnya"