"Sabre telah memantau situasi yang berkembang di Ukraina dengan kekhawatiran yang meningkat," kata CEO Sabre Sean Menke dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Protes Operasi Militer di Ukraina, IKEA Hentikan Semua Operasional Tokonya di Rusia
Baca juga: Mendag Sebut Invasi Rusia pada Ukraina Turut Jadi Penyebab Naiknya Harga dan Langkanya Minyak Goreng
"Kami mengambil sikap menentang konflik militer ini," tambahnya.
Penghapusan dari sistem distribusi global (GDS) adalah satu langkah, tetapi layanan teknologi lain yang disediakan untuk Aeroflot masih dalam proses, kata para ahli.
Dalam pernyataannya, Sabre mengatakan bahwa perusahaan akan mengevaluasi apakah tindakan tambahan akan sesuai, dengan mempertimbangkan pertimbangan hukum dan tindakan balasan apa pun yang dapat diterapkan sebagai tanggapan.
Sebelumnya, perusahaan teknologi perjalanan lainnya, Amadeus, mengatakan pada Kamis (3/3/2022) bahwa pihaknya mulai menangguhkan distribusi tarif Aeroflot dalam sistemnya.
Baca juga: Manchester United Resmi Akhiri Kerja Sama dengan Maskapai Rusia Aeroflot
"Kami tidak akan menandatangani kontrak baru di Rusia dan kami terus mengevaluasi portofolio kerja kami yang ada di Rusia secara paralel," kata Amadeus dalam sebuah pernyataan.
"Pada saat yang sama, kami terus menilai dan mengevaluasi dampak potensial dari sanksi internasional yang dikenakan pada Rusia dan tindakan balasan apa pun oleh Rusia," pungkasnya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)