"Kami berasumsi bahwa Alexey diracuni dengan sesuatu yang dicampur ke dalam tehnya," tweet Yarmysh.
LSM Jerman The Cinema for Peace Foundation mengatakan sedang mengirim pesawat medis ke Rusia dalam upaya untuk mengevakuasinya.
21 Agustus 2020: Dokter Rusia memberi izin kepada tim Navalny untuk memindahkannya. Ia dijadwalkan dievakuasi medis untuk melakukan perjalanan ke klinik Jerman, menurut Yarmysh.
22 Agustus 2020: Tiba di Rumah Sakit Charité di Berlin, Jerman di mana ia "didiagnosis medis ekstensif".
2 September 2020: Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Jerman melaporkan Navalny diracuni menggunakan zat saraf kimia dari kelompok Novichok.
Novichok terlibat dalam serangan Maret 2018 terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di kota katedral Inggris Salisbury.
7 September 2020: Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Charité, Navalny berhasil melewati masa koma usai diinduksi secara medis.
23 September 2020: Dipulangkan dari rumah sakit, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Charité.
14 Desember 2020: Laporan dari CNN dan kelompok investigasi Bellingcat mengungkapkan, Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia membentuk tim elit yang berspesialisasi dalam agen saraf dan membuntuti Navalny selama bertahun-tahun.
Catatan telepon dan perjalanan menunjukkan unit itu mengikuti Navalny ke setidaknya 17 kota sejak 2017.
17 Desember 2020: Pada konferensi pers tahunannya, Putin mengklaim jika layanan khusus Rusia ingin membunuh Navalny, "mereka mungkin akan menyelesaikannya ... tetapi dalam kasus ini, istrinya bertanya kepada saya, dan saya segera mengizinkan untuk membiarkan dia keluar Rusia untuk dirawat di Jerman... Ini adalah trik untuk menyerang para pemimpin (di Rusia)."
Penyelidikan CNN-Bellingcat adalah bentuk "perang informasi" yang difasilitasi oleh layanan khusus asing, katanya.
21 Desember 2020: CNN melaporkan Konstantin Kudryavtsev, seorang agen yang tergabung dalam tim toksin elit di FSB Rusia, mengungkapkan tentang bagaimana Navalny diracuni, tetapi tidak menyadari bahwa dia berbicara dengan Navalny sendiri.
28 Desember 2020: Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia (FSIN) menuduh Navalny melanggar masa percobaannya dengan tidak hadir untuk pemeriksaan terjadwal saat berada di Jerman dan meminta pengadilan mengganti hukuman percobaannya dengan hukuman penjara yang sebenarnya.
29 Desember 2020: Badan investigasi utama Rusia merilis kasus pidana terhadap Navalny atas tuduhan penipuan terkait dugaan kesalahan penanganan donasi sebesar lima juta dolar AS ke FBK dan organisasi lain.
Baca juga: Dubes Ukraina: Tentara Rusia Curi Apapun yang Bisa Mereka Bawa dari Ukraina
Kembali ke Rusia dan Menjalani Masa Percobaan
Januari 2021: Otoritas penjara Rusia secara resmi meminta untuk mengganti hukuman percobaan Navalny tahun 2014 dengan hukuman penjara yang sebenarnya.
Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia mengatakan, dengan tinggal di Jerman, Navalny melanggar ketentuan hukuman percobaannya dalam apa yang disebut kasus Yves Rocher.
Menurut Navalny, tudingan itu bermotif politik.
17 Januari 2021: Navalny ditahan beberapa saat setelah tiba di Moskow setelah berbulan-bulan menjalani perawatan di Jerman usai diracun pada Agustus 2020.
Keesokan harinya, dalam sidang yang digelar mendadak, ia diperintahkan untuk tetap ditahan selama 30 hari.
2 Februari 2021: Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman penjara kepada Navalny selama lebih dari dua setengah tahun karena melanggar masa percobaan sejak 2014 saat ia berada di Jerman.
Hukuman itu memperhitungkan 11 bulan yang dihabiskan Navalny saat menjadi tahanan rumah. Pengacaranya mengatakan ia akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Hukuman itu memicu protes di seluruh negeri.
20 Februari 2021: Banding Navalny ditolak sebagian. Hakim mempersingkat hukumannya satu setengah bulan, mencatat waktu yang ia habiskan saat menjadi tahanan rumah, dari Desember 2014 hingga Februari 2015.
Dalam sidang terpisah di Pengadilan Distrik Babushkinsky, ia dihukum karena mencemarkan nama baik veteran Perang Dunia II, Ignat Artemenko, dalam komentar media sosial yang dibuat Juni 2020.
Navalny mengkritik sebuah video yang disiarkan oleh saluran TV pemerintah RT, di mana tokoh-tokoh terkemuka menyatakan dukungan untuk perubahan kontroversial pada konstitusi Rusia.
24 Februari 2021: Menurut Reuters, Navalny dicabut statusnya sebagai "tahanan hati nurani (orang yang dipenjara karena pandangan politiknya tak ditoleransi pemerintahannya sendiri)" oleh Amnesty International.
Keputusan itu dibuat karena banyaknya keluhan tentang komentar xenofobia masa lalu Navalny yang diterima oleh organisasi tersebut.
3 Maret 2021: Pengacara Navalny, Vadim Kobzev, memberi tahu CNN, Navalny ditahan di pusat penahanan-3 di Kolchugino di wilayah Putin di timur Moskow.
Ia ditahan sementara sebelum dipindahkan ke koloni hukuman.
31 Maret 2021: Navalny, yang dipenjara di penjara koloni No. 2 di Pokrov, mengatakan ia akan mogok makan dalam rangka memprotes penolakan petugas penjara untuk memberinya akses ke perawatan medis yang layak.
23 April 2021: Navalny mengumumkan bahwa ia mengakhiri mogok makan setelah menerima perawatan medis.
26 April 2021: Kepala jaksa Moskow membekukan gerakan politik Navalny dengan menangguhkan kegiatan di kantornya di seluruh negeri.
29 April 2021: Jaringan kantor regional Navalny untuk gerakan politiknya akan "secara resmi dibubarkan," kepala staf Leonid Volkov mengumumkan.
Volkov mengatakan kantor regional akan "terus bekerja sebagai gerakan sosial dan politik yang independen, tetapi kami tidak akan membiayai mereka lagi, kami tidak akan menyusun tugas untuk mereka, tetapi kami tahu bahwa mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik."
20 Oktober 2021: Navalny dianugerahi Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)