News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Muslim Dunia Hadapi Ramadan Hemat Akibat Naiknya Harga Pangan Dampak Perang Rusia dan Ukraina

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Seorang pria berjalan dengan tas makanan yang diberikan untuk tentara Ukrania di Bucha, barat laut Kyiv, pada 2 April 2022, di mana walikota mengatakan 280 orang telah dikuburkan di kuburan massal dan kota itu dipenuhi dengan mayat.

Di Lebanon juga, jaringan amal lokal terurai saat krisis Ukraina memberikan lebih banyak tekanan pada populasi yang terpukul keras oleh krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 2019 lalu.

"Solidaritas kuat yang muncul terutama di bulan-bulan seperti Ramadan akan diuji secara dramatis tahun ini. Hiperinflasi dan melonjaknya harga pangan di pasar lokal membuat bulan Ramadan yang telah lama ditunggu-tunggu bagi banyak orang Lebanon menjadi tantangan. Banyak yang akan berjuang untuk membawa makanan buka puasa ke meja," kata Direktur Care International Lebanon, Bujar Hoxha.

Masalah besar

Di Mesir yang merupakan negara importir gandum terkemuka dari negara-negara bekas Soviet, umat Islam 'mengencangkan ikat pinggang' mereka menjelang Ramadan, saat pengeluaran biasanya mengalami peningkatan.

Presiden Abdel Fattah al-Sisi pada Maret lalu memerintahkan pembatasan harga pada roti yang tidak disubsidi, setelah invasi Rusia memicu kenaikan harga hingga mencapai 50 persen.

Mata uang lokal juga kehilangan 17 persen nilainya pada bulan yang sama.

"Kalau dulu ada yang beli sayur 3 kg, sekarang hanya beli satu," kata seorang pedagang kaki lima di Kairo barat, Om Badreya.

Lalu Somalia, yang bergulat dengan pemberontakan dan kekeringan terburuk dalam 40 tahun, juga telah bersiap menghadapi Ramadan yang suram karena kenaikan harga memangkas daya beli dari 15 juta penduduk yang memiliko ekonomi cukup.

Baca juga: Kondisi Muslim Menjalani Ramadan di Ukraina di Tengah Situasi Perang

"Ramadan akan jauh berbeda karena harga bahan bakar dan makanan meroket," kata penduduk Mogadishu, Adla Nur.

Bahkan Arab Saudi yang kaya minyak pun merasa terjepit.

"Semuanya semakin mahal, setiap kali saya membayar sekitar 20 hingga 30 riyal (setara 5 hingga 8 dolar Amerika Serikat) lebih untuk produk yang sama," kata seorang pegawai sektor swasta berusia 38 tahun, Ahmad al-Assad.

Sementara itu, Qatar telah muncul sebagai pengecualian karena pemerintahnya justru menurunkan harga pangan menjelang Ramadan dalam isyarat simbolis.

"Harga lebih dari 800 komoditas telah diturunkan, berkoordinasi dengan outlet-outlet utama di Qatar, mulai dari 23 Maret hingga bulan suci Ramadhan," kata Kementerian Perdagangan dan Industri Qatar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini