Sementara itu, sekitar 20 meter di bawah garasi parkir, bunker Merihaka dipotong menjadi dasar kota.
Tempat penampungan darurat dengan kapasitas 6.000 orang dapat didirikan dalam waktu 72 jam jika terjadi krisis.
Sebagian ruang sudah digunakan untuk anak-anak bermain hoki di dalam gedung olahraga dan menikmati area bermain, sementara anggota masyarakat lainnya menggunakannya menjadi kafe.
"Kami adalah hotel bintang setengah," kata Tomi Rask, yang bekerja untuk Departemen Penyelamatan Kota Helsinki.
Namun, bunker-bunker tersebut tidak hanya berguna menjadi tempat rekreasi.
Batuan dasar berusia 2 miliar tahun itu tahan ledakan dan dapat menyerap radiasi dari bom nuklir, sedangkan terowongan melengkung yang melewati tempat perlindungan mengambil sebagian besar serangan, kata Rask.
Rask menambahkan, terlepas dari persiapan kota, dia tidak dapat memprediksi bagaimana keadaan akan berubah ketika banyak orang ditempatkan di ruang kecil dan sempit serta tertutup.
"Semua orang punya peran di sini," katanya.
Seperti diketahui, Finlandia mendeklarasikan kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1917, menolak untuk bersekutu dengan Uni Soviet atau AS.
Bahkan setelah bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1995 dan secara bertahap menyelaraskan kebijakan pertahanannya dengan Barat, negara itu masih menghindari bergabung dengan NATO secara langsung karena ancaman geopolitik dari Rusia.
Tetapi Walikota Helsinki, Juhana Vartiainen, mengatakan kota itu tidak pernah memiliki ilusi tentang Uni Soviet, atau pengikutnya, Rusia.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)