Resimen Azov dibentuk pada tahun 2014 sebagai milisi sukarelawan untuk memerangi pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur, dan banyak dari anggota aslinya memiliki pandangan ekstremis sayap kanan.
Sejak itu, unit tersebut telah diintegrasikan ke dalam garda nasional Ukraina dan resimen itu sekarang menyangkal menjadi fasis, rasis, atau neo-Nazi.
Baca juga: Iriana Temani Jokowi ke Ukraina dan Rusia, Disebut Pendamping Sejati hingga Simbol Diplomasi Damai
Media Rusia manfaatkan keberadaan resimen sebagai bukti untuk dukung klaim palsu
Media pemerintah Rusia telah menggunakan keberadaan resimen sebagai bukti klaim palsu bahwa negara Ukraina telah terinfeksi nazisme, sebagai presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk "denazifikasi" negara.
Setelah penangkapan tentara Azov di Mariupol, sejumlah pejabat Rusia mengatakan mereka harus diadili dan bahkan dieksekusi.
Beberapa anggota parlemen di Duma Negara Rusia juga mengatakan mereka akan mengusulkan undang-undang baru yang dapat menggagalkan pertukaran tahanan para pejuang yang diklaim Moskow sebagai "teroris".
Baca juga: Rusia Malah Ngegas Serang Ukraina Setelah NATO Selenggarakan Pertemuan Puncak
Keputusan pertukaran tahanan buat marah blogger militer Rusia
Keputusan untuk menukar tahanan disambut dengan kemarahan oleh beberapa blogger militer Rusia dan politisi pro-perang.
Andrei Medvedev, seorang wakil di Duma Moskow dan seorang jurnalis berita negara, menggunakan Telegramnya untuk menuntut “jawaban” tentang pertukaran tersebut.
“Mengapa kita harus mengganti tentara Azov? Apakah tidak ada orang lain yang bisa kita tukar?”
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)