News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 di China Melonjak, Banyak Pekerja Terinfeksi, Pabrik dan Perusahaan Terpaksa Tutup

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang menunggu untuk menemui dokter di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 18 Desember 2022. Perekonomian China berada di bawah tekanan parah karena gelombang kasus baru virus corona (Covid-19) melanda seluruh negeri. Pabrik dan perusahaan juga terpaksa tutup atau memangkas produksinya karena semakin banyak pekerja yang mengalami sakit.(Photo by Jade GAO / AFP)

Sedangkan di kota tingkat satu seperti Beijing dan Shanghai, penjualan rumah anjlok 53 persen persen pada minggu lalu dari tahun lalu.

Pergerakan masyarakat juga merosot tajam.

Sejak pertengahan bulan ini, jumlah perjalanan kereta bawah tanah turun sekitar 60 persen di kota-kota besar dari periode yang sama pada tahun lalu.

Statistik dari Kementerian Perhubungan dan regulator layanan pos negara itu menunjukkan bahwa volume kargo truk dan pesanan pengiriman, keduanya menyusut dalam seminggu terakhir, pabrik-pabrik juga mengurangi produksi.

Industri utama seperti semen dan serat kimia melaporkan tingkat utilisasi yang lebih rendah dari kapasitas produksi yang ada.

Orang-orang menunggu untuk menemui dokter di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 18 Desember 2022. (Photo by Jade GAO / AFP) (AFP/JADE GAO)

BYD, produsen kendaraan listrik terbesar di negara itu, mengaku harus memangkas produksi 2.000 hingga 3.000 kendaraan per hari karena lebih banyak pekerja yang sakit dan tidak dapat bekerja.

"Wabah Covid sangat mempengaruhi produksi kami. 20 hingga 30 persen karyawan kami sedang sakit di rumah," kata Wakil Presiden BYD, Lian Yubo pada Kamis lalu di sebuah forum di Shenzhen.

Ia menambahkan, produksi bulanan perusahaan kemungkinan tidak mencapai target sebesar 20.000 hingga 30.000 kendaraan untuk Desember ini.

Banyak pabrik terpaksa tutup selama berminggu-minggu karena pekerja yang sakit dan kurangnya pesanan.

Caixin melaporkan pada Senin kemarin bahwa beberapa pabrik furnitur di provinsi Jiangsu timur telah memberitahu karyawannya untuk berlibur lebih awal dan panjang untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Perlu diketahui, liburan Tahun Baru Imlek jatuh antara 21 Januari dan 27 Januari 2023.

Sebanyak 60 persen perusahaan tekstil dan pencelupan di provinsi pesisir Guangdong, Zhejiang dan Shandong, yang merupakan pusat manufaktur utama negara itu telah mengumumkan akan menangguhkan produksi dan libur panjang selama dua bula'.

"Beberapa minggu ke depan mungkin menjadi 'yang paling berbahaya' untuk pertempuran China dengan Covid-19. Dengan migrasi ke daerah pedesaan menjelang Tahun Baru Imlek, bagian manapun dari negara yang saat ini tidak berada dalam gelombang Covid besar, kemungkinan akan segera dilanda hal yang sama, itu akan semakin menekan output," kata Analis Capital Economics.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini