Layanan pers yudisial mengatakan pria itu telah melakukan berbagai teknik berenang dan istirahat di dalam air sambil mengamati langkah-langkah kerahasiaan, seperti dikutip dari Interfax.
Pengadilan mengualifikasikan tindakan terdakwa sebagai persiapan untuk pengkhianatan tingkat tinggi dan penyeberangan ilegal perbatasan Federasi Rusia.
Atas dasar totalitas kejahatan, pria tersebut dijatuhi hukuman enam tahun di koloni rezim yang ketat.
Dia juga diberi hukuman tambahan berupa pembatasan kebebasan selama satu tahun, setelah menjalani perampasan kebebasan.
Baca juga: Ultimatum Negara Barat: UEA Harus Menghentikan Perdagangan dengan Rusia
Kasus Pengkhianatan di Rusia
Sebelumnya, Mahkamah Agung Krimea menjatuhkan hukuman penjara 5,5 tahun kepada penduduk St. Petersburg, dikutip dari RIA Novosti.
Ia juga bermaksud melakukan perjalanan ke Ukraina melalui semenanjung dan mengambil bagian dalam permusuhan di pihak Ukraina melawan Angkatan Bersenjata Rusia.
Dia ditahan di Simferopol oleh petugas FSB.
Awal pekan ini, dinas keamanan FSB Rusia menangkap seorang warga negara Rusia yang diduga berusaha memberikan informasi intelijen ke Ukraina tentang fasilitas militer Rusia, dikutip dari TASS.
Pada bulan Juli 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani amandemen baru terhadap undang-undang Rusia tentang pengkhianatan.
UU itu menambahkan pembelotan ke sisi musuh termasuk dalam daftar pelanggaran pengkhianatan.
Bagi yang melanggar, akan dinyatakan bersalah dan menghadapi hukuman antara 12 dan 20 tahun penjara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina