News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Detik-detik Capres Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Dibunuh, Ditembak Mati usai Kampanye

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Tribunnews: Capres Ekuador Fernando Villavicencio tewas dibunuh, dirinya ditembak mati usai kampanye. (Tangkap layar YouTube FRANCE 24 Español)

TRIBUNNEWS.COM - Fernando Villavicencio, seorang Calon Presiden (Capres) di Ekuador tewas usai dibunuh.

Fernando Villavicencio ditembak mati saat dia meninggalkan acara kampanye di Quito, Rabu (9/8/2023), tepatnya beberapa hari sebelum pemilihan umum (Pemilu).

Insiden penembakan maut tersebut akhirnya juga menewaskan seorang tersangka, akibat luka yang diderita selama baku tembak, terang kantor jaksa agung setempat.

Sementara enam orang ditangkap sehubungan dengan adanya serangan tersebut.

Paman capres Fernando Villavicencio, Galo Valencia, menyalahkan negara karena tidak memberikan keamanan yang cukup kepada keponakannya.

“Kami melihat ada yang terluka jatuh, darah, orang terluka," ujar Galo Valencia, dikutip dari The Guardian.

“Apa yang kami saksikan seperti film horor. Kematian kerabat saya. Saya tidak punya kata-kata untuk apa yang terjadi di negara ini. Mereka baru saja membunuh demokrasi,” katanya.

Capres Ekuador, Fernando Villavicencio yang tewas dalam sebuah penembakan setelah dirinya melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (9/8/2023). (Instagram @fernandovillavicencioec)

Dalam video yang beredar, tampak Fernando Villavicencio keluar dalam sebuah acara, dengan dikawal beberapa pihak keamanan.

Fernando Villavicencio yang berjalan di antara pria-pria bertubuh tegap masih sempat menyapa orang-orang yang menyambutnya.

Dirinya pun memasuki mobil.

Namun setelah itu penyerangan terjadi, suara tembakan terdengar dan membuat massa yang ada di acara kampanye itu menjadi kacau.

Seorang saksi dalam insiden penyerangan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia awalnya mengira tembakan itu adalah kembang api.

“Kami tidak pernah membayangkan tragedi yang sekarang kami tinggali di negara ini. Ini terorisme."

“Jika ini bisa terjadi pada seorang kandidat yang seharusnya memiliki keamanan, maka siapapun bisa dibunuh. Itu meninggalkan pesan yang jelas bahwa di sini hidup tidak ada artinya.”

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini