Lokasi lainnya yang dihantam drone Hizbullah pada hari Rabu termasuk Al-Baghdadi, Horsh Baram, Birkat Risha, Al-Malikiyah, Al-Samaqa dan Zibdin.
Hizbullah mengatakan serangan itu adalah balasan atas pemboman Israel di Lebanon dan Jalur Gaza.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah bergabung dalam perlawanan melawan Israel untuk mendukung rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza, dengan menyerang wilayah Israel utara.
Hizbullah mengatakan akan berhenti menargetkan Israel jika Israel menghentikan agresinya dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza.
Barak IDF di Horfish Porak-poranda
Kegagalan sistem pertahanan Iron Dome ini bukan yang pertama terjadi sepanjang pekan ini.
Pada Rabu (6/6/2024), sirene alarm peringatan serangan udara Israel juga tidak menyala ketika sejumlah drone yang dilepaskan kelompok Hizbullah, menghantam sasaran di Horfish, Galilea, Israel utara.
Dalam serangan yang terjadi Rabu malam waktu setempat (5/6/2024), Hizbullah langsung menargetkan barak IDF di Horfish, menyebabkan korban jiwa, dan ambulans sedang dalam perjalanan.
Sumber-sumber yang dikutip media Israel membenarkan bahwa pesawat tak berawak Hizbullah yang berkeliaran menyerang pangkalan tersebut.
Diberitakan setidaknya ada 10 drone Hizbullah tersebut berhasil menembus lapisan pertahanan Israel yang digawangi sistem kubah besi "Iron Dome".
Korban akibat serangan drone Hizbullah terhadap barak tentara Israel Horfish:
- 9 kematian, 24 luka-luka, termasuk:
- 5 tentara dalam kondisi kritis,
- 3 tentara dalam kondisi sangat serius,
- 16 tentara dengan luka sedang hingga ringan.
Sejumlah analis militer berpendapat yang dilakukan Hizbullah belakangan ini untuk menguji kemampuan Israel jika mereka pada akhirnya harus konfrontasi terbuka.
"Serangan terhadap Horfish pada hari Rabu merupakan eskalasi yang berbahaya. Terlukanya banyak orang menggambarkan bagaimana musuh-musuh Israel berupaya meningkatkan persenjataan mereka dan juga menguji berbagai jenis metode serangan," tulis Jerusalem Post.
Eskalasi Hizbullah baru-baru ini terhadap Israel adalah bagian dari kampanye selama hampir delapan bulan yang menggunakan roket, rudal, dan drone untuk menyerang Israel.
Pada bulan April, enam bulan setelah perang di Gaza dan setelah enam bulan serangan Hizbullah, jumlah proyektil yang diluncurkan oleh Hizbullah telah mencapai 3.000. Saat ini, jumlahnya kemungkinan mencapai 4.000.