"Diprediksi di gudang senjata Hizbullah mungkin berjumlah 150.000 proyektil, namun kebanyakan dari senjata-senjata ini tidak memiliki teknologi presisi," klaim Jerusalem Post.
Media tersebut mengakui, Hizbullah telah meningkatkan persenjataannya dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka memperoleh amunisi berpemandu presisi dan memiliki sejumlah besar rudal anti-tank, serta drone. Penting untuk dipahami bahwa ketika Hizbullah melakukan serangannya saat ini, mereka menggunakan sejumlah senjata presisi.
Senjata presisi ini memungkinkan Hizbullah untuk menyerang dengan tepat apa yang ingin mereka serang.
Hizbullah juga dapat menindaklanjuti jenis serangan tertentu dengan menggunakan campuran senjata.
Misalnya, mereka bisa menggunakan roket 'bodoh' untuk membunyikan sirene di satu tempat dan kemudian menggunakan drone yang presisi untuk menyerang area yang ditargetkan.
Selain itu, Hizbullah sering menargetkan situs Iron Dome di Lembah Hula.
Kelompok ini juga menargetkan balon pengintai Israel di dekat persimpangan Golani, jauh dari perbatasan Lebanon.
Mereka juga menargetkan menara komunikasi Israel dan pangkalan pengatur lalu lintas udara di Gunung Hermon.
Hizbullah juga mengatakan pihaknya telah menargetkan pangkalan Komando Utara Israel di Safed dan Pangkalan Gibor brigade 769 di Safed, serta markas divisi 91 dan kamp Biranit di dekat perbatasan Lebanon.
Dalam setiap kasus, Hizbullah menggunakan senjata yang menurut mereka akan memberikan dampak paling besar.
Kadang-kadang mereka menggunakan roket-roket berat Burkan, yang tidak tepat sasaran tetapi menyebabkan banyak kerusakan.
Dalam kasus lain, seperti menargetkan tentara IDF di Arab Al-Aramshe bulan lalu, Hizbullah menggunakan beberapa proyektil, termasuk drone.
Hizbullah mengklaim pihaknya menargetkan daerah dekat Al-Kosh pada tanggal 5 Juni menggunakan “sekawanan” drone.