News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

PBB: Palestina Hancur Total, Ratusan Ribu Bangunan Berubah Jadi Gunungan Reruntuhan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menurut laporan Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, akibat banyaknya bangunan yang hancur kini reruntuhan di jalur Gaza telah menggunung mencapai 39 juta ton.

TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 360.000 bangunan di Gaza dilaporkan hancur, berubah menjadi gunungan reruntuhan hingga menyebabkan munculnya bencana lingkungan berskala besar.

Menurut laporan Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) akibat banyaknya bangunan yang hancur, kini reruntuhan bangunan di Jalur Gaza telah menggunung dengan total mencapai 39 juta ton.

Reruntuhan itu menggunung akibat pengeboman intensif yang terus menerus dilakukan Israel sejak 7 Oktober tahun lalu.

"Peningkatan konflik sejak 7 Oktober 2023 menyebabkan 39 juta ton reruntuhan bangunan menggunung," tegas UNEP, dikutip dari Middle East Monitor.

Tak hanya memicu gunungan reruntuhan, serangan Israel menggunakan bom nuklir juga membuat Gaza terpapar risiko polusi tanah, air, dan udara.

Hal itu menyebabkan kerusakan ekosistem alam terancam tak dapat dipulihkan.

"Amunisi dan bahan peledak di kawasan padat penduduk mencemari tanah dan sumber air," kata Badan PBB menyoroti potensi pencemaran dari logam berat yang bocor dari panel surya yang rusak.

Warga Hidup Berdampingan dengan Sampah

Perang yang tak kunjung mereda memaksa masyarakat Gaza harus hidup berdampingan dengan tumpukan sampah.

Selain merusak pemandangan, sampah-sampah itu menghasilkan bau busuk yang menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan dan lingkungan pengungsi Gaza.

"Kami tidak pernah tinggal di dekat sampah sebelumnya," kata Asmahan al-Masri, pengungsi yang berasal dari Beit Hanoun di utara yang saat ini menetap di sebuah lahan tak digunakan di Khan Younis.

"Saya membiarkan pintu tenda saya terbuka agar saya bisa menghirup udara segar, tetapi tidak ada udara sama sekali. Baunya sangat mengganggu," kata Asmahan, dikutip dari BBC International.

Baca juga: Krisis Gaza: Perjuangan anak laki-laki mencari makanan untuk keluarganya

Kondisi serupa juga dialami keluarga Masri yang saat ini tinggal di sebuah kamp dekat Universitas al-Aqsa.

Masri dan 16 anggota keluarganya harus hidup berdampingan dengan kawanan lalat dan dan hewan pengerat akibat lingkungannya dipenuhi tumpukan sampah.

Menurut catatan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sampah di seluruh Gaza telah mencapai 330 ribu ton.

Gaza Dilanda Penyebaran Penyakit

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini