Sementara itu, Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa ada banyak jenazah yang berserakan di jalan-jalan dan di bawah reruntuhan kamp Al-Mawasi.
Di bawah ini adalah kumpulan video dari serangan keji Israel tersebut:
Pernyataan Kantor Netanyahu
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan terkait upaya pelenyapan terhadap Muhammad Deif, yang hasilnya belum jelas di wilayah Khan Yunis.
“Pada awal perang, Perdana Menteri mengeluarkan perintah perintah permanen untuk membunuh pejabat Hamas. Perdana Menteri akan melakukan penilaian hari ini dengan semua pejabat keamanan.”
Hamas: Omong Kosong!
Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan dalam pernyataannya kepada Reuters, Sabtu sore, kalau laporan yang disiarkan oleh Radio Tentara Israel bahwa serangan terhadap Khan Yunis di Jalur Gaza pada hari Sabtu menargetkan pemimpin sayap militer gerakan tersebut, Muhammad al-Deif , adalah “omong kosong”.
Abu Zuhri menambahkan kepada Reuters, “Semua yang mati syahid adalah warga sipil, dan apa yang terjadi adalah eskalasi perang pemusnahan yang berbahaya mengingat dukungan Amerika dan keheningan global... Ini adalah pesan praktis dari pendudukan Israel yang tidak mereka pedulikan soal perjanjian apa pun.”
Sosok Muhammad Al-Deif
Sejumlah laporan media Barat menyebut, mastermind (dalang) di balik serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Sabtu adalah sosok sangat tertutup.
Begitu tertutupnya sampai-sampai cuma sedikit foto dan gambar dari pemimpin pejuang Hamas tersebut yang diketahui.
Dalam beberapa peristiwa, sosok ini hanya ditampilkan dalam bentuk siluet bayangan yang kadang-kadang digunakan dalam demonstrasi.
Baca juga: Ultimatum Gila Israel ke Warga Gaza, Eksodus Satu Juta Orang dalam 24 Jam Sama Saja Menyiksa Manusia
Sosok yang dimaksud laporan tersebut adalah Mohammed Deif.
Mohammed Deif adalah komandan tertinggi sayap militer Hamas di Jalur Gaza.
"Sayap militer Hamas ini dikenal sebagai Brigade Izzedine al-Qassam," menurut Departemen Luar Negeri AS.
Pada 2015, pemerintah AS menetapkan Mohammed Deif berstatus sebagai teroris internasional, sebuah status yang menjadi pertanyaan bagi sebagian besar warga Palestina.
Tuduhan AS itu lantaran Deif dianggap bertanggung jawab mengerahkan pelaku bom bunuh diri dan melakukan penculikan terhadap tentara Israel.