News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Nyatakan Gaza Jadi Zona Perang Sekunder, IDF Kembali Serang Pasukan PBB di Lebanon

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Israel di Jalur Gaza, 30 Agustus 2024.

Dia menyatakan bahwa “serangan terhadap misi penjaga perdamaian internasional tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima,” mendesak “Israel” dan semua pihak untuk sepenuhnya menghormati hukum humaniter internasional.

Berikut reaksi pihak-pihak lain atas serangan Israel ke pasukan PBB ini, mengutip Al Jazeera.

PBB

Jean-Pierre Lacroix, wakil sekretaris jenderal PBB untuk operasi perdamaian, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon semakin terancam.

Ia mengatakan bahwa kegiatan operasional hampir terhenti sejak 23 September, ketika Israel melancarkan gelombang serangan terhadap benteng pertahanan Hizbullah di Lebanon.

Baca juga: Mengenal UNIFIL: Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon, Indonesia Kontributor Pasukan Terbanyak

“Pasukan penjaga perdamaian telah 'terkurung' di pangkalan mereka dengan periode waktu yang signifikan di tempat perlindungan,” katanya.

“UNIFIL diberi mandat untuk mendukung penerapan resolusi 1701, tetapi kami harus menegaskan bahwa pihak-pihak itu sendiri yang harus menerapkan ketentuan resolusi ini."

Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memberi UNIFIL mandat untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah perbatasan selatannya dengan Israel bebas dari senjata atau personel bersenjata selain dari negara Lebanon.

Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu merupakan perkembangan yang “sangat serius”.

Tententi menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk pindah dari “posisi tertentu” di dekat perbatasan.

"Tetapi kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di selatan Lebanon," ujarnya.

"Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di Lebanon selatan, Dewan Keamanan akan memutuskan bagaimana cara melangkah maju," katanya.

"Saat ini, kami tinggal di sana, kami berusaha melakukan apa pun yang kami bisa untuk memantau dan memberikan bantuan."

Amerika Serikat

Gedung Putih mengatakahn pihaknya sangat prihatin dengan laporan insiden tersebut, meski tetap membela Israel.

"Kami memahami bahwa Israel tengah melakukan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel," kata juru bicara tersebut. 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini