TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal dengan Yenny Wahid menghadiri acara Istighosah dan Dzikir Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Hikmah Mereng, Kecamatan Warungpring, Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023).
Dalam kegiatan yang diikuti 2000-an santri ini, Yenny Wahid memberikan motivasi dan semangat untuk para santri, serta turut mensosialisasikan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024 mendatang.
Yenny yang kini menjabat sebagai Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengungkapkan bahwa pasangan calon nomor urut 3 tersebut merupakan figur representasi santri, khususnya Mahfud MD.
Ia mengatakan, Ganjar-Mahfud satu-satunya pasangan capres-cawapres yang punya kepedulian terhadap kemajuan pondok pesantren dan santrinya.
"Ganjar-Mahfud punya kepedulian yang besar terhadap pesantren, mereka bisa mengaktualisasikan kebijakan yang berpihak pada pesantren. Jadi nanti pesantren lebih dibantu untuk wirausahanya, sehingga pesantren lebih mandiri, ada sumber-sumber pendapatan yang lain," kata Yenny Wahid.
Baca juga: Banyak Masyarakat Merasa Sehati, Yenny Wahid: Ganjar-Mahfud Dapat Meneruskan Legacy Jokowi
Direktur Wahid Foundation ini juga mengungkapkan Ganjar-Mahfud akan lebih memberdayakan santri. Salah satu program unggulan yang ditawarkan yakni Santripreneur. Kemudian, ada program guru ngaji dan marbot masjid yang akan diberi gaji dan insentif.
"Guru ngaji dan marbot mendapatkan sentuhan perhatian khususnya dari pemerintah. Kalau ini kan sudah dilakukan Pak Ganjar di Jateng. Jadi ini bukan janji. Ini dilanjutkan di skala nasional," ungkapnya.
"Nah, ini contoh-contohnya, anak-anak santri bisa juga sama berkembangnya dengan lulusan sekolah nasional non santri," timpalnya.
Lebih lagi, Yenny memastikan akan ada kesetaraan antara pondok pesantren dengan sekolah umum. Misalnya, terkait adanya keluhan ijazah ma'had ali pesantren salaf yang ijazahnya tidak bisa diterima untuk mencari pekerjaan.
"Jadi ke depan harus ada upaya untuk menyamakan, sehingga anak-anak lulusan pesantren salaf juga bisa punya kesempatan, pekerjaan yang sama seperti anak Indonesia lainnya. Komitmen kita seperti itu," jelas Yenny Wahid. (***Yose***)