Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Roeslani membalas kritik cawapres nomor urut 2, Mahfud MD yang menyebut food estate sebagai program gagal.
Menurutnya, anggapan Mahfud MD yang melihat proyek food estate hanya ada lahan kosong tetapi tidak ada petani yang menggarap adalah keliru.
Baca juga: Mahfud Kritik Food Estate Gagal, TKN: Masyarakat Jadi Paham kenapa Prabowo Ucap Ndasmu Etik
Ia menyebut, penanaman proyek food estate dilakukan secara bertahap.
"Itu kan lahannya sudah ada yang di secure dulu diamankan dulu dan penanamannya produksinya kan secara bertahap. Jangan diartikan lahan ini kosong jadi tidak digarap. Tidak," ucap Rosan seusai menghadiri acara deklarasi relawan 'Muda Berakhlak' di Lounge XXI, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2023).
Rosan menuturkan bahwa proyek food estate bisa terlihat hasilnya dengan cara berproses. Apalagi, katanya, proyek food estate merupakan suatu kebijakan yang besar.
"Ini kan suatu proyek yang besar. Jadi secara tahap bertahap dilakukan dan tentunya tahapnya akan kita laksanakan secara terus menerus ke depannya," tukasnya.
Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyebutkan proyek food estate yang digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai program yang gagal.
Baca juga: Cara 3 Capres Turunkan Harga Bahan Pokok, Kembalikan Fungsi Bulog Hingga Ogah Teruskan Food Estate
Hal itu disampaikan dalam acara bedah visi misi di Universitas Ahmad Dahlan, Padang pada Senin, 18 Desember 2023.
"Food Estate yang sekarang banyak digembar-gemborkan, saya kira semua orang punya pesan itu gagal, " kata Mahfud saat menjadi pembicara di dalam acara bedah visi misi di Universitas Ahmad Dahlan, Padang, Sumatera Barat, Senin (18/12/2023).
Mahfud memiliki alasan tersendiri mengapa menuding program food estate sebagai kegagalan. Sebab, pemerintah menyiapkan lahan tetapi tidak ada yang menggarap lahan tersebut.
"Kenapa? karena kita menyediakan lahan yang besar, tidak dipikirkan bahwa lahan yang besar dengan modal yang besar itu harus ada petani. Sementara, lahan yang disediakan itu tidak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" tutup Mahfud.