TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo, berkomitmen untuk mengulang keberhasilan pengelolaan zakat bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) saat menjabat Gubernur Jawa Tengah ke tingkat nasional.
Saat itu kesuksesan kolaborasi Pemprov Jawa Tengah dengan BAZNAS Jawa Tengah dalam mengelola zakat, mengantarkan Ganjar meraih penghargaan dari BAZNAS RI sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat di Indonesia.
Bersama BAZNAS, Ganjar telah menaikkan jumlah penerimaan zakat dari tahun ke tahun.
Setidaknya terlihat pada tahun 2021 senilai Rp57,2 miliar dan kemudian tahun 2022 meningkat menjadi Rp82,5 miliar.
Penyalurannya dilakukan untuk mempercepat penyelesaian permasalahan, seperti kemiskinan, stunting dan rumah tidak layak huni (RTLH) hingga memberikan insentif untuk guru agama dan guru ngaji di Jawa Tengah.
Jejak keberhasilan di Jawa Tengah itu akan dilanjutkan Ganjar ke tingkat nasional jika memenangkan Pilpres 2024 bersama Mahfud MD.
"Sebenarnya praktik-praktik baik ini tinggal kita angkat ke nasional. Apakah sekolah untuk orang miskin, model pengelolaan BAZNAS dengan model payroll terus kemudian perhatian pada guru agama, guru ngaji menurut saya ini cara yang bisa kita naikkan ke nasional," kata Ganjar, dalam keterangannya Senin (25/12/2023).
Hal itu diungkapkan Ganjar saat bersilaturahmi dengan PCNU Kabupaten Karanganyar di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar pada Minggu (24/12/2023).
Pada kesempatan itu, turut hadir tokoh ulama pengurus PCNU Kabupaten Karanganyar seperti Ketua PCNU Kabupaten Karanganyar KH Nuril Huda dan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Karanganyar KH Abdul Aziz.
Ganjar juga sempat mengungkapkan keberhasilannya mengelola zakat bersama BAZNAS di hadapan ulama dan masyarakat yang hadir.
Capres dengan tagline Sat Set dan Tas Tes itu bakal lebih mengupayakan penyaluran zakat, untuk meningkatkan kesejahteraan para guru keagamaan dan guru ngaji di seluruh Indonesia dan merealisasikannya lewat 21 program unggulan yang dibawanya bersama Mahfud MD.
"Itulah yang kemudian kita jadikan program-program. Ternyata juga kalau kita lihat metode caranya tidak terlalu sulit. Kalau itu kita gerakkan, maka potensi ini akan menjadi sangat tinggi. Tadi kita bicara pada kiai juga dukungan mereka luar biasa," ucap Ganjar.
Sepanjang 2022, Ganjar mengalokasikan anggaran sebesar Rp247,6 miliar untuk insentif 206.302 guru ngaji dan madrasah diniyah (madin).
Ganjar mengatakan setiap guru mendapatkan insentif sebesar Rp1,2 juta per tahun. Menurut Ganjar, insentif itu merupakan komitmen untuk menyejahterakan pengajar keagamaan.
Baca juga: Ganjar Sebut Berpasangan dengan Mahfud Perkuat Komitmen Berantas Korupsi
Jumlah guru ngaji dan madin yang menerima insentif terus bertambah setiap tahunnya. Sejak pertama kali digulirkan Ganjar program itu di 2019, penerima insentif berjumlah 171.131.
Kemudian pada tahun berikutnya 2020 bertambah jadi 204.125. Lalu bertambah menjadi 205.655 penerima di 2021.