News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Kebijakan Pertahanan Anies Disebut Paling 'Genit', Ubah MEF hingga Tambah Jenderal Perempuan Disorot

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), berikut visi dan misi tentang pertahanan, keamanan dan geopolitik jelang debat Pilpres 2024.

Padahal, menurut dia, banyak kebutuhan masyarakat yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah, misalnya memberikan alat pertanian untuk para petani agar bisa memproduksi bahan pangan.

“Kita enggak perang kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian,” kata Cak Imin di hadapan para petani.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun menyinggung ratusan triliun anggaran negara untuk membayar utang. Sebagian utang pemerintah untuk membeli alutsista.

“Kita punya uang setahun itu Rp 3.000 triliun, cash, fresh, tapi 30 persen langsung dipotong untuk utang. Itu berarti Rp 490-an triliun untuk utang. Itu berarti tinggal Rp 2.500-an triliun sisanya,” kata Cak Imin.

“Buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tidak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan,” ujar dia.

Sebelumnya, pemerintah menyatakan menaikkan anggaran sektor pertahanan sekitar 5 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 77,3 triliun.

Dana kenaikan itu bersumber dari pinjaman luar negeri.

Baca juga: Peta Suara Capres dan Cawapres di Jatim Hasil Survei LSI dan CSIS, Ada yang Meraih di Atas 50 Persen

Semula, anggaran pertahanan untuk periode 2020-2024 sebesar 20,75 miliar dollar Amerika Serikat.

Dengan perubahan ini, sektor pertahanan kini mendapat alokasi anggaran mencapai 25 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 386 triliun dengan kurs Rp 15.589.

Adapun kesepakatan penambahan anggaran pertahanan diambil saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/11/2023).

Komentar anak buah Prabowo

Juru bicara Kemenhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan pernyataan tersebut menjadi bukti Cak Imin memiliki masalah literasi pertahanan.

Dia pun heran ada seorang cawapres yang berbicara seperti itu.

"Ada masalah dengan literasi pertahanan. Jadi ada masalah dengan literasi pertahanan, maka ada orang yang bisa ngomong begitu, bahkan cawapres, pemimpin negara calon pemimpin negara itu nggak seharusnya itu nggak ada yang ngomong begitu," ucap Dahnil dalam diskusi bedah buku 'Politik Pertahanan' di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2024).

Dahnil menyampaikan pembelian alutsista tersebut seharusnya bisa dipahami masyarakat awam. Ia menyatakan pembelian alutsista sama saja investasi keamanan negara.

"Ini investasi ini kan ibarat sedia payung sebelum hujan Sederhana itu sebenarnya. Gedung ini wajib ada hydran itu alutsistanya. Gedung ini kalau terjadi kebakaran. Ada satpam, ada CCTV, itu alutsista semua itu, demi keamanan untuk menjaga pertahanan," katanya.

Atas dasar itu, Dahnil mengaku pernyataan Cak Imin mengenai pembelian alutsista dalam kondisi tidak perang merupakan hal yang janggal. Apalagi, banyak negara yang kini salam kondisi perang.

"Ada yang mempertanyakan ngapain kita beli pesawat tempur dalam kondisi saat ini nggak ada perang? justru karena nggak ada perang itulah kita beli alat-alat tempur, kalau ada perang nggak sempet lagi kita belinya," katanya.

"Kalau kita beli alat tempur pada saat perang enggak ada yang jual karena semuanya sibuk, sama halnya sekarang cari pesawat tempur yang ready itu setengah mati, kenapa? Karena perang Ukraina dan Rusia itu buat negara-negara di Eropa itu nggak ada yang mau jual pesawat tempurnya," sambungnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini