News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Sempat Garap Gerakan Menangkan Ganjar, Ini Setumpuk Bukti Kedekatan Maruarar Sirait dengan Jokowi

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, mantan politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait dan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, Network for Ganjar President juga melaksanakan pertandingan Basket antar SMA di Kota Tangerang.

Relawan yang dideklarasikan 4 Juli 2023 di Kota Bandung ini telah melakukan gerakan lapangan untuk mendapatkan dukungan buat Ganjar Pranowo.

Ganjar bahkan sempat menghadiri langsung acara yang digarap Ara di Cirebon, Minggu (8/10/2023).

"Bang Ara suprise buat saya. Saya ikut acara Bang Ara yang ramai-ramai baru kali ini di cirebon. Tiap kali Bang Ara bikin kegiatan, orang-orang mengirimkan saya videonya. Ada yang selalu penting kita bawah, yaitu menjaga silaturahmi dan persaudaraan agar jangan sampai pecah," kata Ganjar Pranowo.

"Ada dua hal yang selalu spesial dari Cirebon, ikan roti jambal dan batik Cirebon," kata Ganjar.

Ganjar mengungkapkan pengalaman silaturahminya selama di Cirebon.

"Banyak bertemu dengan tokoh di cirebon, ada tokoh masyarakat dan tokoh agama. Kondangan di tempat KH. Mustofa, dan bertemu banyak tokoh disana. Tadi Ke pondok pesantren bicara dengan ulama dan santri, Insyaallah mendukung Ganjar Pranowo. Banyak doa yang disampaikan," ujar Ganjar.

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam acara Network for Ganjar President yang dilaksanakan di Jalan Siliwangi, Depan Balaikota Cirebon, Minggu (8/10/2023). (istimewa)

Ganjar Pranowo menjelaskan langkah selanjutnya dan meminta pendukungnya untuk bergerak terus.

"Kita akan menyiapkan tahapan pemilu. Yang semangatnya tadi disampaikan bang Ara, Politik Itu Suci, membantu yang lemah. Hari ini kita berkumpul pada cita-cita yang sama. Ketuklah pintu tetangga. Sampaikan salam saya, ajaklah mereka bergabung dengan kalimat yang baik, empati dan santun," kata mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

Cherbon Guyub merupakan rangkaian kampanye ke 16 Network For Ganjar President dengan Tema Politik Itu Suci Bela Yang Benar Bantu Yang Lemah.

Sementara itu, Ara menegaskan bahwa NFGP bukan gerakan partai politik dan siap bergotong royong.

"Kami (bergerak) bukan partai. Semua dari macam-macam potensi. Kita gotong royong untuk Mas Ganjar yang sama seperti kita boke, tapi kedepan dia bisa buat kita tidak boke lagi, jadi kita gotong royong," kata pengusaha yang ikut berinvestasi di IKN ini.

Menurutnya, Ganjar lahir dari rahim rakyat biasa.

"Mas Ganjar bukan anak Presiden, bukan anak Jendral, bukan anak Konglomerat, anak rakyat biasa seperti anak-anak bapak ibu. Jokowi juga begitu, sekarang kita punya Jokowi, tahun depan kita punya Ganjar Pranowo anak rakyat yang menjadi Presiden. Ganjar tau penderitaan rakyat, tau susahnya cari makan, tau susahnya bersekolah," kata Ara.

Dalam kesempatan ini, sekitar 10 ribuan orang yang hadir memadati jalan dengan penuh antusias.

Massa rela berdempet-dempetan untuk merapat ke panggung acara.

Baca juga: Hadiri Langsung Acara NFGP di Cirebon, Ganjar Pranowo: Bang Ara, Ini Surprise Buat Saya  

Ara menegaskan bahwa Ganjar Pranowo tegas dan bukan boneka.

"Jangan percaya kalau pak Ganjar itu lemah, jangan percaya kalau pak Ganjar itu Boneka, Pak Ganjar itu jauh lebih tegas dari bang Ara. Apa yang menguntungkan partainya (PDI Perjuangan) saat menjadi Gubernur? Nyaris tidak ada. Pak Ganjar adalah pemimpin rakyat, tuanku adalah rakyat. Saya dengan mas Ganjar sama-sama DPR 2 periode. Sama-sama bongkar bank century," kata putra Sabam Sirait ini.

Maruarar Sirait kemudian menyamakan Ibu Atikoh dan ibu Iriana serta memberikan resep untuk Ganjar Pranowo untuk menang.

"Kalau saya lihat, pak ganjar dan istrinya baik. Ibu atikoh orangnya baik, tapi tegas kaya ibu Iriana. Kalau Pak Jokowi dan Bu Mega sepakat, mas Ganjar jadi Presiden, yakin mas Ganjar jadi Presiden" kata mantan anggota DPR RI ini.

Wajah Ganjar Pranowo tersenyum dan sekali-sekali tertawa dihadapan massa yang datang menanti kehadirannya. 

Komentar pengamat

Dikutip dari artikel Kompas.com, Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengisi kepengurusan baru partainya dengan kader-kader yang kurang tepat.

Megawati, kata Ikrar, justru tidak memasukkan kader-kader yang kredibel dan memiliki performa yang baik di partai dalam kepengurusan.

"Misalnya, lenyapnya Maruarar Sirait dari tingkat DPP. Kalau dianggap berbuat dosa, dosa apa yang diperbuat Maruarar?" ujar Ikrar ketika itu.

Dalam kepengurusan periode sebelumnya, Maruarar menjadi Ketua DPP Bidang Pemuda dan Olahraga.

Menurut Ikrar, kinerja Maruarar saat itu sebagai Ketua Umum Taruna Merah Putih, salah satu sayap partai, cukup memuaskan.

Bahkan, TMP berhasil memecahkan rekor MURI donor darah massal terbesar di Indonesia.

"Tetapi kalau ada dosa karena pernah akan jadi Menkominfo dan Menpora, buat saya jangan dianggap sedosa itu. Atau kemudian ada persoalan dia dengan yang lain, jangan dianggap alasan dikeluarkannya dari kepengurusan DPP," kata dia.

Selain itu, ada sejumlah kader dalam kepengurusan yang pernah dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi. Rokhmin Dahuri yang menjadi Ketua Bidang Kemaritiman merupakan mantan narapidana kasus korupsi dana non bujeter sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Rokhmin pernah divonis tujuh tahun penjara, kemudian berkurang menjadi 4,5 tahun seusai mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

Ada juga nama Bambang Dwi Hartono yang menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI-P. Bambang merupakan tersangka kasus korupsi dana Jasa Pungut senilai Rp 720 juta.

Mantan Wali Kota Surabaya itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim sejak November 2013.

Lalu ada juga Idham Samawi yang menjadi Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDI-P.

Idham diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dana hibah Persiba Bantul senilai Rp 12,5 miliar.

Kemudian masuk juga Olly Dondokambey dalam kepengurusan PDI-P sebagai bendahara umum.

Nama Olly diketahui beberapa kali disebut dalam kasus Hambalang.

"Kalau ada orang diperkirakan masuk dalam pusaran korupsi masih menduduki jabatan penting, itu buat saya miss-nya di situ," kata Ikrar ketika itu dalam artikel Kompas.com dengan judul Lenyapnya Maruarar Sirait dari Tingkat DPP, Dosa Apa yang Diperbuat? (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini