"Karena sebagai angkatan muda di Katolik ditambah dengan fakta pemilih mayoritas di segmen usia ini, 60 persen itu di pemilih kalangan gen Z," ujarnya.
"Ini mereka pendukung Prabowo-Gibran. Jadi memang sangat efektif, saya pikir upaya-upaya itu dan ini tergambarkan dari hasilnya, karena pasar realitas politiknya 60 persen, pemilih katolik kan berlabuh di Probowo-Gibran," ungkapnya.
Menurut Ikram hal ini, hanya sebuah alasan saja sebenarnya.
"Walaupun alasannya nanti pasti secara eksplisit pastikan ada konsolidasi kan, salah satunya Gusma tadi di 02. Walaupun sebenarnya terpecah belah, di 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) ada Tom Lembong," katanya.
Kemudian di kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, ada sejumlah sosok.
"Kalau di 02 ini kan termasuk ada Gusma, Budi Agustiyo inikan konsultannya Prabowo," tuturnya.
Baca juga: Real Count KPU Pilpres 2024 di Luar Negeri 21 Februari 2024: Prabowo-Gibran Kantongi 202.244 Suara
Menurutnya, selain tingkat kepuasan kepada pemerintah, dari ketiga pasangan calon itu, yang membuat masyarakat berada di titik aman adalah Prabowo-Gibran.
"Tentu orang melihat konfigurasi ketiga calon yang mungkin paling aman ya untuk akomodir kepetingan-kepentingan khususnya kelompok minoritas agama ya, seperti dilihat mungkin titik amannya itu di Prabowo-Gibran," katanya.
"Kalau saya itu, faktor-faktor selain ada aktifasi politik yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Katolik secara terbuka ataupun secara tersirat atau halus kemudian, saya yakin pasti ada aktifasi itu. Karena kalau tidak nggak mungkin angkanya sangat siginifikan," kata Ikram.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.id, perolehan tinggi untuk Prabowo-Gibran tidak lepas dari dukungan kuat generasi muda terutama kalangan generasi Z (di bawah usia 26 tahun).
Bukan hanya Gen Z atau kalangan muda yang menyumbangkan perolehan tinggi bagi Prabowo-Gibran.
Dukungan cukup kuat juga diberikan untuk Prabowo-Gibran dari kalangan berpendidikan menengah ke bawah.
Bahkan, makin rendah status sosial ekonomi pemilih, dukungan terhadap Prabowo-Gibran makin tinggi.
Selain itu, perolehan tinggi Prabowo-Gibran juga tidak lepas dari penguasaan pasangan tersebut untuk mendapatkan dukungan dari pemeluk semua agama dan kepercayaan.
Mulai dari Nahdlatul Ulama sebagai aliran agama Islam yang terbesar, lalu Muhammadiyah, hingga dukungan dari kalangan Katolik, Protestan, Hindu, serta kepercayaan lainnya. (*)