Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu hadir dalam aksi demonstrasi bersama Front Rakyat Semesta (FRS) di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).
Dalam orasinya Said Didu membandingkan rezim orde baru lewat kepemimpinan Soeharto dengan rezim saat ini Joko Widodo.
Menurutnya, seorang Presiden Soeharto tidak setega itu angkat anaknya menjadi wakil presiden.
Said Didu menjelaskan, saat Siti Hardijanti Hastuti Rukmana atau biasa dikenal dengan nama Tutut Soeharto dijadikan menteri, kala itu rakyat sudah sangat marah.
“Sekarang pemimpin culas pembohong ini, mengangkat anak dan menantunya jadi pejabat semua lewat jalan haram. Artinya apakah kemarahan rakyat 98 harus lebih tinggi dari pada rakyat sekarang? Harus lebih tinggi sekarang, untuk menyelamatkan bangsa ini,” kata Said Didu dalam orasinya di depan Gedung DPR RI.
Kemudian ia mengungkapkan kesedihannya setiap hari melihat rakyat Indonesia dibohongi oleh penguasa.
“Setelah dibohongi menerima bansos politik, mereka (Rakyat) sekarang antre beras, dan pejabatnya berpesta pora di IKN dengan foto macam-macam,” tegasnya.
Said Didu dalam orasinya berharap lewat Hak Angket DPR bisa mengakhiri penderitaan rakyat dari kebohongan dan keculasan pemerintah saat ini.
Baca juga: Spanduk Massa Aksi Dukung Hak Angket di Depan Gedung DPR: Pengkhianat Demokrasi Mundur Wiiiir
“Saya harapkan lewat angket DPR kita tunjukkan generasi 98 bisa mengakhiri pemerintahan dan sebenarnya mungkin lebih baik dari pada pemerintahan sekarang. Mari kita tunjukkan bahwa kita bisa mengakhiri penderitaan rakyat dari kebohongan dan keculasan,” ujarnya.