TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Akbar Himawan Buchari, mendorong regenerasi kepemimpinan di Indonesia tetap mengusung tema keberlanjutan.
"Kita dari awal memang berharap bahwa proses regenerasi kepemimpinan yang ada di Indonesia ini narasi keberlanjutan," kata Akbar usai acara buka puasa bersama (Bukber) yang diiringi dengan santunan kepada 100 anak-anak yatim yang digelar oleh BPP HIPMI di Senayan Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Menurutnya sebanyak 96 juta rakyat Indonesia menginginkan Presiden dan Wakil Presiden yang bisa melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah berjalan dengan sangat baik.
"Tema keberlanjutan ini memang kita dukung dari awal dan sekarang sudah terlegitimasi dengan pilihan dari 96 juta masyarakat Indonesia yang memang menginginkan keberlanjutan, ini bisa dieksekusi dengan baik," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap agar secepatnya pemerintahan baru dapat ditetapkan dan tak ada lagi masalah usai Pilpres.
Sehingga program-program kerja presiden dan wakil presiden terpilih dapat segera dieksekusi.
"Ya kita berharap segera pemerintahan baru tidak ada lagi proses transisisi ataupun rekonsiliasi tapi bisa menjalankan mengeksekusi program-program kerja dan bisa berlari kencang setelah dilantik," kata Akbar.
Adapun kegiatan Bukber dan Santunan ini bertema "Silaturahmi Merajut Persatuan untuk Indonesia Maju".
Ketua Panitia acara Yoshua Sirait mengatakan pihaknya menggelar agenda tersebut bertujuan untuk mempersatukan rakyat Indonesia pasca Pemilu serentak 2024.
"Di mana acara ini bertujuan untuk merajut persatuan yang sebagaimana contoh saya sebagai seorang Nasrani menjadi ketua panitia," kata Yoshua.
Putra Maruarar Sirait itu menyampaikan, bahwa acara ini penting, mengingat saat Pemilu kemarin hingga saat ini masyarakat Indonesia masih terkotak-kotak.
Usai pemilu, kata cucu politikus legendaris Sabam Sirait itu saatnya kembali merajut kebersamaan untuk Indonesia Maju.
Sehingga panitia mengambil tema tema, "Persatuan" dalam acara pertama setelah Pemilu.
"Habis pemilu beda-beda pilihan tetap bersatu, ingin bersilaturahmi lagi, senang, damai walaupun politik beda tapi kan tetap bersatu untuk membangun negara," ujar Yoshua.
Ditemui usai acara politisi senior, Maruarar Sirait atau biasa yang disapa Ara, buka suara soal pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dan Ketua TKN Prabowo-Gibran Rosan Roeslani dalam sebuah acara buka puasa bersama.
Menurutnya pertemuan itu adalah hal yang biasa, ia mencontohkan bagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan contoh tentang hubungannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya pikir Pak Prabowo dan Pak Jokowi sudah kasih contoh bagaimana tahu waktunya bersaing, bersatu, dua kali bersaing presiden, 2014, kemudian mereka bisa bersatu tahun 2019 dan itu contoh yang baik ya," kata Ara.
Menurutnya hubungan Jokowi dan Prabowo adalah ibarat prototipe dalam hal kerukunan sesama tokoh bangsa.
Kerukunan di antara keduanya bukan hanya sekadar retorika dalam sebuah pidato.
"Sehingga Indonesia punya contoh kerukunan dalam tindakan bukan hanya dalam retorika pidato," ujarnya.
Sebab kata Ara, Indonesia membutuhkan contoh teladan dalam hal kerukunan yang nyata dan bukan berdasarkan kata-kata dalam pidato ataupun sekadar imbauan.
"Saya pikir itu yang penting ya, bangsa ini butuh teladan yang konkrit bukan pidato-pidato atau imbauan-imbauan," demikian Ara.
Adapun kegiatan tersebut dihadiri oleh, Anggota Komisi I DPR RI Dave Lacksono, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum HIPMI Pertama Abdul Latief.
Selain itu, hadir juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid di penghujung acara dan Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno ketika acara Bukber telah berakhir.