Merakyatnya Gusti Bhre, lanjut Qodari, terbukti dari kehadiran Gusti Bhre dalam acara konsolidasi relawan Sahabat Bang Ara dan Stefanus Gusma yang disambut begitu antusias oleh masyarakat dengan penuh kehangatan.
“Kalau istilah saya itu wajah ningrat hati merakyat, wajahnya itu kan ningrat betul tetapi hatinya itu sangat merakyat dan hari ini saya menyaksikan di acara konsolidasi Sahabat Bang Ara dan Stefanus Gusma ini, bagaimana beliau masuk itu dari depan sampai ke belakang itu lama kenapa karena sambutan masyarakat yang begitu meriah,” katanya.
Bahkan, Qodari sempat berseloroh dengan Gusti Bhre yang menyamakan dirinya dengan Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang dicintai rakyat.
“Istilah saya itu tadi bercanda dengan Gusti Bhre, tak kira yang datang Pak Jokowi dan memang interaksinya dengan masyarakat itu juga sangat-sangat hangat, salaman, disapa bukan hanya yang di lantai dasar tetapi juga di lantai atas," ujar Qodari.
"Dan intinya, frekuensi hubungan atau interaksi hubungan antara Pak Jokowi dengan masyarakat, Mas Gibran dengan masyarakat itu juga saya lihat pada diri Gusti Bhre,” lanjutnya.
Dikatakan Qodari, Gusti Bhre terlihat sangat berwibawa tapi merakyat, sebagaimana karakter kepemimpinan Presiden Jokowi maupun Gibran saat menjabat Wali Kota Solo.
“Berwibawa itu karena beliau adalah keturunan Mangkunegara, tapi beliau adalah merakyat. Merakyat ini sangat penting, kenapa? Karena semenjak Pak Jokowi jadi pemimpin, Mas Gibran menjadi pemimpin memang karakteristik kepemimpinan yang menjadi standar bagi masyarakat itu seperti Pak Jokowi dan Mas Gibran,” urainya.
“Dan kata kuncinya adalah merakyat. Berwibawa tapi merakyat, merakyat tapi berwibawa, saya kira itu yang unik dari Gusti Bhre tidak bisa keluar dari itu,” imbuhnya.
Qodari juga menilai bahwa kata 'merakyat' ini penting, sebab lawan politik Gusti Bhre diduga akan menggunakan narasi elitisme yang hendak memisahkan Gusti Bhre dari rakyat.
"Saya menduga bahwa lawan-lawan politik nanti akan menggunakan isu elitisme terhadap Gusti Bhre, pasti itu, jadi Gusti Bhre akan dipisahkan dari rakyat, akan dibuat dikotomi antara Gusti Bhre dengan rakyat,” katanya.
Tetapi, Qodari meyakini isu itu tidak akan mempan karena Gusti Bhre sudah menunjukkan dirinya dekat dengan rakyat. Sehingga narasi elitisme dengan sendirinya akan terbantahkan atau gagal.
Baca juga: Potensi Kuat Sekar Tandjung Dampingi Bhre Maju Pilkada Solo, Guru Besar UNS: Pentingnya Rekam Jejak
“Nah Gusti Bhre ini sudah mendahului, sudah mengantisipasi dengan cara apa, dengan cara ditunjukkan bagaimana dia merakyat, interaksi dia dengan rakyat itu berjalan dan bagaimana rakyat dekat dan merespon dengan baik figur Gusti Bhre ini,” tandasnya.