News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Peringatan HUT ke-7 Kombatan, Baraya Galuh Tegak Lurus Kawal Pasangan Jeje-Ronal di Jawa Barat

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deklarasi Baraya Galuh, relawan pendukung pasangan Jeje Wiradinata dan Ronal Surapraja untuk memenangkan kontestasi Pilkada Jawa Barat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas Nasionalis Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) memperingati hari lahir memasuki tahun ke-7, hari ini Sabtu (21/9/2024).

Dalam acara yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, ini juga diisi dengan deklarasi relawan pendukung pasangan Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja untuk memenangkan kontestasi Pilkada Jawa Barat.

"Deklarasi terhadap calon gubernur dan wakil calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan ini diikuti relawan yang tersebar di 27 kota/ kabupaten se Jawa Barat. Relawan dengan nama Baraya Galuh diinisasi Kombatan sejak sebulan lalu. Deklarasi bersamaan hari jadi ini, karena Kombatan ingin tegak lurus mengawal demokrasi," kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan, Budi Mulyawan alias Chepy, dalam keterangannya, Sabtu.

Baca juga: Hengky Kurniawan Bersaing dengan Gilang Dirga dan Jeje Govinda di Pilkada Bandung Barat

Chepy mengatakan, sebagai di Ormas nasionalis yang merupakan kader ideologi nasionalismenya Proklamator Bung Karno yang tidak terkait langsung dengan PDI Perjuangan, pihaknya ke depan akan tetap berupaya eksis menjauhi hal-hal yang mengarah menjadi proxy pragmatis.

"Sejak Kombatan lahir sudah dikenal wadah kaum nasionalis yang tercecer, dan punya militansi daya juang tinggi. Terutama, mereka yang tersebar di akar rumput. Karena itu, namanya kita singkat Kombatan. Dan, ini sudah menjadi bagian dari jiwa Kombatan. Kita jaga berproses secara alami. Kita hindari hal-hal yang instan," kata Chepy, kader PDI Perjuangan sejak masih bernama PDI.

"Sesuatu yang instan seperti yang belakangan banyak terjadi, khususnya akibat jebakan-jebakan oligarki," imbuh Chepy yang juga pelaku sejarah 'Kudatuli' atau Tragedi 27 Juli 1996 cikal bakal reformasi 1998.   

Dalam kesempatan terpisah, Prof Dr Connie Rakahuni Bakrie, pakar militer dan pertahanan yang kini menjadi Duta Besar Dunia Pendidikan dan Iptek untuk St. Petersburg University menyampaikan pesan, Kombatan harus konsisten berjuang mengawal dan mendampingi rakyat Indonesia yang berdaulat dalam berdemokrasi.

"Kombatan tetaplah terus mengawal rakyat kita, dan mendampingi rakyat kita untuk menegakkan rakyat Indonesia yang berdaulat penuh. Berdaulat bukan hanya keluar tapi juga ke dalam, dan bersama rakyat kita menjaga konstitusi kita, hak-hak kita berdaulat, hak hak kita berdemokrasi," kata akademisi kelahiran Bandung, yang belakangan dikenal sebagai "Srikandi" demokrasi karena keberaniannya 'melawan' kebijakan pemerintah. 

Sebagai Ormas menghipun para nasionalis yang tercecer, Connie berharap Kombatan dalam turut serta menjaga hak-hak rakyat, yang paling penting adalah menjaga kesejahteraan, menjaga kegotongroyongan, dan kekompakan masyarakat.

Baca juga: PDIP Ungkap Alasan Usung Jeje-Ronal Surapradja di Pilkada Jabar 

"Dan, yang paling penting lagi menjaga negara dari hal-hal yang perusak negara kita," kata Connie

Connie yang juga menjadi Dewan Pakar di DPN (Dewan Pimpinan Nasional) Kombatan ini memberi semangat kepada seluruh simpatisan, anggota dan pengurus Kombatan yang tersebar di berbagai provinsi di Tanah Air, untuk tetap konsisten berjuang bersama-sama.

"Selamat ulang tahun dan selamat berjuang bersama-sama," kata Connie menyampaikan lewat video dari Rusia.

Terpisah, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekitif Lembaga Konsultan Politik "Charta Politika Indonesia" saat menyampaikan ucapan selamat, juga berpesan kepada Kombatan dalam menghadapi dinamika politik seperti yang terjadi belakangan ini, harus ikut aktif menjaga demokrasi, dan mengawal konstitusi.

"Dalam situasi seperti sekarang ini, (penting) ikut menjaga kewarasan akal dari masyarakat kita, jaga demokrasi, kawal konstitusi," ujar Alumni FISIP Universitas Katolik Parahyangan Bandung itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini