News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Akar Masalah Kericuhan Truk Tanah di Tangerang: Jam Operasional Truk hingga Muatan Berlebih

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk yang melindas kaki bocah berumur 9 tahun di Teluknaga, Tangarang lalu dimassa warga. Aptrindo mengungkap apa yang menjadi akar masalah dari kericuhan dan penjarahan komponen truk di Salembaran Jaya, Kosambi, Kabupaten Tangerang. Diketahui kericuhan ini berawal dari adanya kecelakaan yang disebabkan oleh salah satu truk tanah. Akibat kecelakaan itu, kaki seorang bocah berinisial ANP (9) terlindas truk, dan kini ia telah dirawat di rumah sakit.

Kemudian soal jam operasional truk yang tak sesuai dengan aturan, Gemilang menyebut jika truk hanya beroperasi pada malam hari, hanya ada ritase sekali saja.

Ritase adalah jumlah pengiriman barang dari suatu lokasi. Satu ritase umumnya adalah satu kali mengangkut barang atau satu kali menurunkan barang.

Jika ritasenya hanya sekali saja, truk tanah itu cenderung rugi.

"Jika hanya kerja pada malam hari, ritasenya hanya dapat sekali. Kalau ritasenya seperti itu, jadi rugi," kata Gemilang.

Untuk itu, kini Aptrindo pun sedang mencoba mengumpulkan perusahaan-perusahaan yang tergabung menjadi anggotanya.

Setelah pengumpulan itu, rencananya akan dilakukan diskusi soal solusi masalah ini.

Baca juga: Bocah yang Kakinya Terlindas Truk Tanah di Tangerang Tak Meninggal, Sudah Jalani Operasi dan Sehat

Harapan Warga Soal Operasional Truk Tanah di Tangerang

Suasana di Jalan Raya Salembaran, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, kembali kondusif setelah warga mengamuk dan merusak truk-truk pengangkut tanah proyek Pantai Indah Kapuk atau PIK 2.

Protes warga sebenarnya sudah berlangsung lama karena truk itu beroperasi siang dan malam dan mengganggu aktivitas warga setempat.

Warga Teluknaga meminta jadwal operasional truk pengangkut tanah dibatasi, khususnya di Jalan Raya Salembaran.

"Untuk masyarakat sebenarnya kepengennya begini aja, jam waktu operasionalnya waja diaktifkan. Bukannya ngelarang, karena sama-sama kita tahu itu buat kemajuan," ujar Atmo   di kediamannya yang tidak jauh dari Kantor Kecamatan Kosambi, Jumat (8/11/2024).

Baca juga: Penampakan Puluhan Truk Tanah Pemicu Rusuh Dievakuasi ke Tanah Lapang, Situasi Teluknaga Kondusif

Atmo berharap truk pengangkut tanah itu tak lagi beroperasi pada siang hari. Sebab, pada siang hari banyak warga yang beraktivitas.

"Jam operasinya sajalah, jadi kalau siang ini kan banyak ibu-ibu dan anak-anak pada sekolah, orang pada kerja. Terus sering kejadiannya (kecelakaan) itu lebih banyak di siang hari."

"Banyak banget (kecelakaan), satu tahun itu bisa sampai puluhan. Dari yang saya lihat, dalam sebulan itu bisa sampai empat kali kecelakaan," ucap Atmo.

Dari empat kecelakaan itu, semuanya melibatkan truk pengangkut tanah yang melintasi Jalan Raya Salembaran.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini