"Dia tidak cuci tangan dan dia tanganya masuk mulut atau menyentuh hidung, mata itu bisa terinfeksi," jelasnya.
Dikutip dari Kompas.com, Virus yang mirip dengan SARS itu telah menginfeksi sedikitnya 2.000 orang di China.
Berdasarkan catatan Komisi Kesehatan Nasional, terdapat korban baru di mana 15 orang meninggal, dengan munculnya 688 kasus yang telah positif.
Di antara 15 korban tewas yang baru, 13 di antaranya berasal dari Hubei.
Provinsi tersebut adalah tempat virus corona pertama kali menyebar pada akhir tahun 2019.
Komisi Kesehatan Nasional menyatakan, bahwa mereka telah menerima laporan adanya 1.975 kasus virus corona.
Pada Senin (27/1/2020), Pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 80 orang.
Artinya dalam waktu 24 jam ada 24 kasus kematian baru.
Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi pun melonjak tajam menjadi 2.744 pasien.
Dalam konferensi pers pada Sabtu (25/1/2020), Presiden Xi Jinping telah memperingatkan, bahwa China bakal menghadapi suasana berkabung.
Hal tersebut lantaran pesatnya penyebaran virus corona di China.
Sebagai tindakan preventif, Pemerintah China tekah memutuskan menutup Wuhan dan sejumlah kota di sekitarnya.
Hal tersebut dilakukan agar virus tersebut tidak memakan banyak korban.
Selain itu, China juga telah membangun rumah sakit baru dengan kapasitas hingga 1.000 tempat tidur.
Rumah sakit ini bakal berfungsi selama 10 hari ke depan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "[UPDATE] Virus Corona Renggut Nyawa 56 Orang di China, Hampir 2.000 Orang Terinfeksi"
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/ Ardi Priyatno Utomo)