Terakhir kali Isti mengunjungi rumah orangtuanya di Pamulang adalah pada akhir tahun 2020.
"Dua minggu lalu ke sini (rumah orangtua). Dia bikin makanan di sini, tapi saya nggak ketemu. Saya ketemu terakhir pas Lebaran," ucap Irfan.
Sehari sebelum peristiwa nahas tersebut, tepatnya Jumat (8/1) malam, Isti sempat berkomunikasi dengan ibundanya melalui video call.
Isti menghubungi sang ibu dari rumahnya di kawasan Tangerang. Saat itu Isti baru saja pulang bertugas.
"Malam kemarinnya itu baru kontak-kontakan video call sama ibu saya, sepupu, sama istri saya juga bareng-bareng," kata Irfan.
Namun, Irfan tidak menjelaskan secara detail percakapan Isti, sang ibu, dan dua anggota keluarga lainnya. "Memang biasa mereka sesama cewek, ngobrol-ngobrol," ujar dia.
Ia mengatakan seharusnya sang adik tidak berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Menurutnya, saat itu Isti hanya menggantikan rekannya yang berhalangan tugas.
"Tadinya kan memang baru pulang paginya, ternyata dia menggantikan temannya untuk rute Pontianak-Jakarta," ucap Irfan.
"Jadi dia numpang ke pesawat yang rute Jakarta-Pontianak. Sriwijaya sama Nam Air kan satu grup," tambahnya.
Keesokan harinya setelah percakapan video call, sekitar pukul 15.00 WIB, terdengar kabar bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dilaporkan hilang kontak.
Saat itu juga ibunda Isti mencoba menghubungi putri terakhirnya. Namun tidak ada jawaban.
Hanya saja, lanjut Irfan, sang ibu tidak memiliki firasat buruk apa pun ketika Isti tak merespon panggilan telepon.
"Dikiranya mungkin lagi istirahat kali. Tahunya kan dia lagi lepas shift," kata dia. Sekitar pukul 17.00, keluarga baru mendapat kabar Isti berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kabar itu disampaikan langsung oleh suami Isti.(Tribun Network/and/nas/wly)