Azis bahkan juga mendaftarkan diri sebagai warga tidak mampu di Australia agar mendapatkan fasilitas makan gratis satu kali setiap hari.
Baca juga: Azis Syamsuddin Kapok Berpolitik, Janji Setelah Bebas Jadi Dosen atau Advokat
Baca juga: Sambil Menangis, Azis Syamsuddin Cerita Masa Kecilnya Sering Dirundung Teman-temannya
Azis juga menjelaskan dirinya kerap pindah tempat tinggal untuk mengkuti sang ayah yang selalu pindah tempat dinas.
Menurut dia, rata-rata setiap 3 tahun sekali ayahnya selalu pindah tempat dinas.
Sehingga, ia pun harus mengikuti ayahnya berpindah tempat tinggal.
Selama menjalani hidup mengikuti ayahnya bertugas, dirinya kerap dipelonco.
"Setiap 3 tahun saya selalu dipelonco di berbagai daerah karena saya tidak bisa menggunakan bahasa daerah setempat, sehingga saya harus dipelonco dan tegar menghadapi," kata Azis.
2. Permintaan Maaf dan Janji Tidak Berpolitik Lagi
"Saya sampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar, istri, dan anak-anak serta seluruh masyarakat Lampung atas dampak, baik langsung dan tidak langsung, dari ujian yang saya hadapi," kata Azis.
Azis juga bercerita mengenai dampak kasus hukumnya yang memukul mental keluarganya.
Namun, dia bersyukur karena istrinya selalu mendukung dan mendoakannya.
Dikutip dari Tribunnews.com, dalam pleidoinya, Azis mengatakan jika dirinya dijatuhi vonis bebas, ia berkomitmen untuk tidak lagi masuk dunia politik tanah air.
"Saya juga telah berdiskusi kepada keluarga saya Bapak Hakim yang Mulia, seandainya pada saat nanti jatuh vonis, atau dilakukan suatu keputusan saya bebas, saya berkomitmen untuk tidak masuk ke dunia politik," kata Azis.
Mantan politikus Partai Golkar ini berjanji akan memperbaiki diri, dengan menjadi tenaga pendidik seperti dosen, ataupun advokat.
3. Mengaku Tidak Bermaksud Memberikan Suap
Selepas mengisahkan perjalanan hidupnya, Azis pun tetap pada pendiriannya soal tidak berniat memberikan suap.