"Jadi kami prihatin," kata Arif menekankan.
Baca juga: Densus 88 Konfirmasi Teroris JI yang Ditembak Mati di Sukoharjo Dikenal Sebagai Dokter
Dari beberapa kali konfirmasi kepada pihak kepolisian, Arif mengatakan hingga saat ini status S masih terduga teroris dan bukan teroris.
Namun demikian, Arif enggan mengomentari lebih jauh terkait kasus yang menjerat S, karena merasa bukan ranahnya berkomentar.
"Ini masih terduga sebenarnya beliau, tapi dalam proses penegakannya terjadi tindakan keras yang sampai menimbulkan kematian pada beliau. Ya kita tunggu saja proses hukumnya beliau," katanya.
"Tapi kami karena tidak mengenal secara personal dan tidak tahu kasusnya seperti apa ya tidak bisa berkomentar mengenai kasusnya, hanya bisa berharap ini selesai dengan baik," ungkapnya.
Pengakuan Ketua RT soal Sosok S
Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono ikut berkomentar mengenai sosok S, dokter yang ditembak mati Densus 88 pada Rabu malam.
Ia menjelaskan, semenjak informasi penangkapan dengan penembakan itu terjadi, rumahnya yang berada di Kelurahan Gayam sepi.
"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum," ujar Bambang, kepada TribunSolo.com.
Sepanjang membuka praktik medis, Bambang sendiri tak pernah menyaksikan praktik S ramai.
"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.
Baca juga: POPULER REGIONAL: Kecelakaan di Jembatan Suramadu | Terduga Teroris Ditembak Mati karena Melawan
Meski berprofesi sebagai dokter, menurut Bambang, sosok S dikenal sebagai antisosial.
Dia tidak pernah bersosialisasi dengan warga setempat.
"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkapnya heran.