"Beliau bertiga kawan di DPR pada masanya," ungkapnya.
Baca juga: Pakar Komunikasi Nilai Puan Layak Maju Pilpres 2024, Apa Alasannya?
KIB Masih Buka Pintu untuk Parpol Lain
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto membuka peluang partai lain yang ingin masuk ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Airlangga menjelaskan untuk saat ini, komunikasi antara KIB dengan seluruh partai lain masih terjalin dengan baik.
“Komunikasi dengan seluruh partai politik cair. Jadi sifat kerja sama adalah inklusif, jadi terbuka untuk semua,” kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers selepas acara halal bihalal bersama 34 DPD Golkar, Rabu (18/5/2022).
Pada kesempatan lain, Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan, koalisinya membuka peluang bagi partai lain untuk bergabung.
Salen juga mengatakan sudah ada sejumlah upaya komunikasi antara KIB dengan partai politik lain.
“Sejauh ini komunikasi ada kontak telepon tetapi untuk berbicara untuk masuk ke dalam koalisi ini, saya kira belum ke titik itu, tetapi perlu dicatat koalisi ini terbuka,” kata Saleh Daulay saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Soal Koalisi di Pilpres, PDIP Tunggu Perintah Ketua Umum Megawati
Kendati demikian, Saleh tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai partai politik mana yang menjalin hubungan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu.
Diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu terbentuk saat digelarnya pertemuan antara Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa di Rumah Heritage Jakarta pada Kamis (12/5/2022) kemarin.
Dikutip dari Kompas.com, koalisi ini akan segera merumuskan bentuk kerja sama secara detail dalam waktu dekat.
Selain itu, terbentuknya koalisi ini juga disebut untuk melanjutkan program-program strategis Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menyebut koalisi tiga partai politik ini dalam rangka untuk mengakhiri politik identitas dan mengakibatkan polarisasi masyarakat seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Tiga partai yang berkumpul sepakat bahwa dalam Pemilu 2024 nanti kita tidak boleh terjebak pada hal yang sama,” ujarnya Jumat (13/5/2022).