TRIBUNNEWS.COM - Hari raya Galungan adalah hari raya umat Hindu.
Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan).
Perayaan ini bertujuan sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan), dikutip dari Disperkimta Kabupaten Buleleng.
Hari Raya Galungan identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan.
Penjor adalah bambu yang dihias sedemikian rupa sesuai tradisi masyarakat Bali setempat.
Lantas, apa arti kata Galungan dan bagaimana rangkaian hari rayanya?
Baca juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara: Kapak Perimbas hingga Alat Serpih
Pengertian Galungan
Hari Raya Galungan ialah hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya, dan merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).
Menurut penjelasan dalam laman Kapubaten Buleleng, kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuna yang berarti bertarung.
Galungan biasa disebut juga “dungulan” yang artinya menang.
Adapun Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi.
Jarak antara perayaan Galungan dan Kuningan adalah 10 hari.
Perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kalender Bali.
Galungan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan.