Untuk memberi warna pada tape, biasanya digunakan daun suji atau daun katuk sehingga tape tersebut berwarna hijau.
Biasanya pembuatan tape ini akan dilakukan pada suatu wadah yang dipinggirnya diisi daun pisang.
Kemudian wadah tersebut ditutup rapat dan dibuka saat penampahan Galungan yang selanjutnya digunakan sebagai sarana upakara saat Hari Raya Galungan.
Baca juga: TWIBBON Hari Raya Galungan 2022, Cocok Dibagikan di Media Sosial Instagram, Facebook, dan WhatsApp
Baca juga: Mengenal Hari Raya Galungan, Berikut Pengertian, Makna, Sejarah, serta Rangkaiannya
Makna Hari Raya Galungan
Dikutip dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Hari Raya Galungan mempunyai makna memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma.
Secara rohani, manusia mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya mengganggu ketentraman batin yang nantinya berekspresi dalam kegiatan sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok.
Hawa nafsu dalam diri kita dikenal dengan nama Kalatiga, yakni tiga macam kala secara bersama-sama dimulai sejak hari Minggu sehari sebelum penyajaan, hari Senin dan berakhir hari Selasa (Penampahan Galungan).
Maksud dari tiga kala yakni:
1. Kala Amangkurat, yakni nafsu yang selalu ingin berkuasa, ingin menguasai segala keinginan secara batiniah dan nafsu ingin memerintah bila tidak terkendali tumbuh menjadi nafsu serakah untuk mempertahankan kekuasaan sekalipun menyimpang dari kebenaran.
2. Kala Dungulan yang berarti segala nafsu untuk mengalahkan semua yang dikuasai oleh teman kita atau orang lain.
3. Kala Galungan, yakni nafsu untuk menang dengan berbagai dalih dan cara yang tidak sesuai dengan norma maupun etika agama.
Setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu juga merayakan Hari Raya Kuningan 10 hari setelah Galungan tepatnya pada hari Saniscara Kliwon Kuningan.
Di Hari Raya Kuningan, sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus bisa berintropeksi dan berjanji untuk menjadi lebih baik dan juga bisa mengalahkan sifat Adharma.
(Tribunnews.com/Latifah/Yurika)