Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan pidato kuncinya pada ‘The 7th Interfaith Dialogue: Religion in Colonization and Decolonization: Indonesian-Dutch Confrontation, Confirmation, Transformation’ di Den Haag, Belanda pada Kamis (9/6/2022).
Ia mengatakan kehidupan berbangsa di Indonesia tidak hanya dibangun oleh masyarakat pemeluk Islam sebagai agama mayoritas, melainkan juga oleh masyarakat pemeluk agama lain.
Pemeluk Islam, kata dia, bekerjasama erat dengan pemeluk agama-agama lain dalam pembangunan kehidupan berbangsa menciptakan toleransi, dan moderasi beragama.
Semua langkah itu, menghasilkan kehidupan yang positif dan damai di Indonesia dewasa ini.
Setelah kemerdekaan, berbagai organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah termasuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, mendirikan berbagai institusi pendidikan.
Institusi pendidikan tersebut, kata Mahfud, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas.
Baca juga: Mahfud MD Minta Independensi Polri Tak Diganggu Kepentingan Politik
Selain itu, organisasi-organisasi tersebut juga memberikan beasiswa serta mendirikan ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia.
"Nation Building ini pun tidak hanya dilakukan oleh komunitas Islam, tetapi juga dilakukan komunitas agama lain di Indonesia. Hal inilah yang membentuk kehidupan yang positif dan penuh dengan toleransi di Indonesia, yang bisa bersama kita nikmati sampai saat ini," kata Mahfud dalam keterangan resmi Tim Humas Kemenko Polhukam RI pada Jumat (10/6/2022).
Umat Islam dan umat agama lain di Indonesia, punya peran penting dalam membangun dan membudayakan nilai-nilai toleransi dan moderasi kehidupan beragama.
Menurutnya hal tersebut adalah elemen penting dalam merekat kesatuan bangsa dan menjaga kesatuan bangsa Indonesia.
Lebih dari itu, kata dia, peran Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah serta komunitas Islam dan agama-agama lain sangat dibutuhkan dalam hal mencegah berkembangnya ideologi asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya hal tersebut adalah yang menjadi sebab peran agama dan kehidupan antar umat beragama di Indonesia amat strategis dalam membangun inklusifitas, toleransi, dan moderasi sebagai nilai-nilai bersama dalam kehidupan berbangsa.
"Perkembangan dan perlindungan atas nilai toleransi dan moderasi merupakan aspek krusial dalam melindungi keberagaman Indonesia," kata dia.
Selain itu, para tokoh agama di Indonesia juga telah berperan sejak lama.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Peran Penting Bung Karno: Pancasila adalah Kesepakatan Luhur
Para ulama, kata Mahfud, berperan besar dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
"Bahkan KH Hasyim Asy’ari melahirkan Resolusi Jihad, dimana mewajibkan seluruh organisasi Islam mempertahankan kemerdekaan Indonesia," kata dia.
Dialog yang berlangsung di Gereja Kloosterkerk, Den Haag tersebut juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas, Utusan Khusus urusan Agama dan Kepercayaan Belanda Jos Douma, Ketua Konsorsium untuk Hubungan Muslim dan Kristen Belanda-Indonesia (NICMCR) Corrie van der Ven, dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda.
Dalam kesempatan tersebut turut mendampingi Mahfud Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam Rina Soemarno.
Rencananya Mahfud dan jajaran Kemenko Polhukam akan melakukan serangkaian kegiatan di Den Haag dan Amsterdam sebelum menyampaikan pidato pada Sesi ke-50 Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss pada Senin mendatang.