Pertemuan ketiganya di Lapas Sragen tersebut menjadi awal munculnya ide dan perencanaan perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso.
Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Apa Motif Samanhudi Diduga Jadi Otak Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar?
Samanhudi yang pernah menjadi Wali Kota Blitar tentutanya memahami kodisi pasti rumah dinas Wali Kota.
Pengetahuannya tersebut pun menjadi informasi penting bagi Mujiadi dan Asmuri untuk melakukan aksi perampokan.
Setalah hampir satu tahun mendekam bersama di Lapas Sragen, Samanhudi, Mujiadi, dan Asmuri pun berpisah.
Mujiadi dan Asmuri bebas dari Lapas Sragen pada 2021.
Setahun kemudian, tepatnya pada 10 Oktober 2022, Samanhudi pun bebas dari Lapas Sragen.
Setelah bebas, Samanhudi sempat melontarkan kata balas dendam.
"Saya akan terjun ke politik (lagi), karena saya dizalimi politik. Saya akan balas dendam," kata Samanhudi Anwar saat itu.
Belakangan arti kata balas dendam itu banyak yang menafsirkan jika Samanhudi memendam dendam kepada Wali Kota Blitar saat ini yang juga mantan Wakilnya, Santoso.
Aksi Perampokan dan Bantahan Samanhudi
Hingga akhir perampokan pun dilancarkan Mujiadi dan Asmuri bersama tiga kawananya Ali Jayadi, Okky Suryadi, dan Medy Afriyanto
Mereka beraksi pada 12 Desember 2022 malam.
Dalam aksinya mereka menggasak uang tunai ratusan juta, perhiasan, dan barang berhaga lainnya.
Mujiadi menjadi otak di balik permapokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso.