Koper kabin 5 kg yang masuk kabin penumpang mereka bawa turun dari tangga pesawat, dan didorong masuk terminal kedatangan Bandara Haji AMMA Madinah.
Bahkan khusus untuk jamaah lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi ada petugas kloter dan petugas PPIH yang membantu mereka.
Nomenklatur perjalanan haji Indonesia, tiap jamaah dibolehkan membawa 1 tentengan kabin.
Satu koper kabin 5 kg, dan koper bagasi kapasitas 30 kg.
Mulai dari berangkat di Asrama Haji, masuk terminal bandara, naik ke pesawat Garuda GA 7301 CGK-JED, hingga masuk lobi hotel di Madinah, jamaah tak pernah menyentuh tas bagasi.
"Kami hanya dorong koper kabin 5 kg, tadi petugas bilang, koper kabin dan bagasi pun langsung masuk di Kamar," kata Madinah bin Naali (47), jamaah asal Jagakarsa, Jakarta Selatan, kepada wartawan di pelataran hotel Grand Plaza Al Maqam, Markaziyah Madinah, Rabu pukul 09.20 WAS.
Dan pengakuan jamaah asal Jakarta ini benar adanya.
Dari pantauan Tribun, koper jamaah ini langsung dihandle bagian layanan kedatangan, kepulangan dan transportasi.
Saat bus tiba, para petugas haji di Sektor I langsung membuka kabin coaching bus.
Baca juga: Gubernur Jatim Melepas Keberangkatan 445 Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Surabaya ke Tanah Suci
Koper kabin diturunkan dengan barisan laiknya antrean kabin. Pekerjaan ini lebih mudah,karena koper 5 kg ini beroda dan langsung diluncurkan ke lobi hotel.
Sementara koper bagasi 30 kg, diangkut dengan truk bak tertutup.
Proses handling koper ini sama. Langsung dinaikkan ke kamar masing-masing.
Dari bandara AMAA Madinah, Jamaah asal Embarkasi Haji Pondok Gede Jakarta ini, langsung naik ke 9 bus dan diangkut ke Hotel Grand Plaza Badr Al Maqam, sekitar 50 meter dari pintu gerbang 338 Masjid Nabawi.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Zainul Muttaqien, menyebut handling baggage jamaah ini sudah standar terapan PPIH, dalam beberapa tahun terakhir.